Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Para Pengikut Keraton Agung Sejagat Lakukan Ritual-ritual Ini Setiap Selasa dan Jumat Kliwon

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna angkat bicara soal kabar terbaru Keraton Agung Sejagat.

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: bunga pradipta p
zoom-in Para Pengikut Keraton Agung Sejagat Lakukan Ritual-ritual Ini Setiap Selasa dan Jumat Kliwon
Permata Putra Sejati/Tribun Jateng
Batu prasasti dijadikan sebagai objek selfie dan keramaian pengunjung di Kerajaan Keraton Agung Sejagat (KAS) Purworejo, Jawa Tengah, pada Selasa (14/1/2020). 

TRIBUNNEWS.COM - Kabar soal Keraton Agung Sejagat masih menjadi perbincangan publik.

Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Iskandar Fitriana Sutisna mengungkapkan jika para pengikut Keraton Agung Sejagat rutin melakukan beberapa ritual.

Dikabarkan Kompas.com, pengikut Keraton Agung Sejagat melakukan ritual membersihkan jasmani dan rohani di sebuah kolam suci.

Ritual itu dilakoni pada setiap Selasa dan Jumat Kliwon.

Dalam satu tahun terakhir kolam suci yang dianggap sebagai Sendang Kamulyan itu digunakan para pengikut Totok Santosa untuk kungkum (berendam).

"Mereka melakukan ritual itu dengan berendam di kolam suci setiap Selasa Kliwon, Jumat Kliwon untuk membersihkan diri mereka," papar Iskandar.

Totok Santoso saat melakukan acara kirab Keraton Agung Sejagatnya
Totok Santoso saat melakukan acara kirab Keraton Agung Sejagatnya (Tangkap layar channel YouTube KompasTV)

Ia menambahkan, dalam ritual itu juga ditaburi bunga-bunga.

BERITA REKOMENDASI

Para pengikut Totok Santosa tersebut juga berdoa sembari membakar dupa.

Setelah berendam di kolam suci, para pengikut Totok Santosa melanjutkan ritual di sebuah batu.

Mereka menganggap batu itu memiliki nilai sejarah dan merupakan peninggalan sebuah Kerajaan.

Batu yang diklaim sebagai prasasti Kerajaan Agung Sejagat
Batu yang diklaim sebagai prasasti Kerajaan Agung Sejagat (asian culture)

"Jadi ada urut-urutannya, mereka melakukan ritual di kolam suci, membakar dupa dan dilanjutkan ke batu yang dianggap mereka bersejarah," terangnya.

Berdasarkan temuan Polda Jateng, batu itu bukan batu bersejarah.


Batu itu diambil dari gunung yang ada di Jawa Tengah.

Terdapat gambar dan tulisan yang merupakan hasil karya dari seorang pemahat.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas