Iptek Kunci Kemajuan, Hasto Sebut 30 Ribu Kekayaan Hayati Belum Tergarap
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan pentingnya sebuah negara dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, TANGSEL - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan pentingnya sebuah negara dalam memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).
Menurut Hasto, tanpa dua hal tersebut maka kekayaan alam Indonesia, terutama obat-obatan tidak bisa berkembang dan tidak menghasilkan nilai tambah.
"Terkait dengan obat-obatan, ada 30 ribu kekayaan hayati terkait yang belum disentuh teknologi dan pengetahuan," kata Hasto saat memberikan sambutannya pada perayaan HUT Ke-47 PDIP di Kantor DPC PDIP Tangerang Selatan, Minggu (26/2/2020).
Hasto menerangkan partainya lewat Rapat Kerja Nasional I PDIP sudah mengamahkan setiap kader untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia.
Politikus kelahiran 7 Juli 1966 ini menilai upaya untuk memajukan iptek sebenarnya sudah lahir dari pemikiran Bung Karno.
Salah satunya yaitu Bung Karno menggagas buku Mustika Rasa yang berisikan menu kuliner dan rempah-rempah khas nusantara.
"Tidak ada negara yang sekaya Indonesia dalam hal kuliner dan bumbu-bumbuan. Kita seharusnya tidak boleh ada kekurangan gizi. Kita negara penghasil sarang burung walet. Itu sumber protein. Kekayaan laut sungguh melimpah," jelas dia.
Hasto mengingatkan pesan Megawati Soekarnoputri yang menginginkan anak-anak Indonesia mampu menjadi ahli di bidang disiplin keilmuan. Seperti matematika, fisika, kimia dan biologi.
"Jadi enggak boleh semua masuk politik. Anak-anak kita harus paham ilmu-ilmu dasar. Itu keinginan Ibu Mega untuk menguasai jalan kemakmuran, kuasai iptek," jelas Hasto.
Pria asal Yogyakarta ini menilai PDIP sebagai partai lama dan ditempa kerasnya zaman, optimistis bisa menjalani itu.
Hasto mengingatkan PDIP sudah kenyang asam garam dunia politik. Bahkan, PDIP satu-satunya partai politik yang memiliki tiga presiden sekaligus, yaitu Bung Karno, Megawati dan Joko Widodo.
"Maka sejarah pun mencatat Bung Karno mendirikan PNI. Membebaskan rakyat Indonesia dari belenggu. Bagaimana partai mengorganisasi rakyat. Bung Karno merumuskan sebuah tujuan yang namanya Pancasila, digali dari bumi Indonesia. Maknanya kita kupas tuntas dari seluruh rekam jejak perjuangan bangsa," jelas Hasto.
Lebih lanjut kata Hasto, kejayaan Indonesia bukan isapan jempol belaka.
Presedennya pernah terjadi pada masa lampau. Saat itu, Indonesia tercatat dalam sejarah memiliki jalur rempah nusantara.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.