Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

22 Ton Masker Diekspor Lewat Pelabuhan Tanjung Emas Semarang

Anton menerangkan, semenjak wabah corona sejumlah negara meminta kepada produsen masker di Jateng agar melakukan ekspor masker.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in 22 Ton Masker Diekspor Lewat Pelabuhan Tanjung Emas Semarang
Xinhua/SCMP
ILUSTRASI Pekerja membuat masker bedah di Dingzhou, di provinsi Hebei China utara berusaha memenuhi permintaan pasar akibat mewabahnya virus corona 

"Virus corona merupakan masalah kemanusiaan, oleh karena itu dibutuhkan lembaga kemanusiaan dan publik untuk bersama mmengatasi masalah ini," ucap Ahyudin.

Baca: Perusahaan Fintech Likuid Berencana Salurkan Dana Rp 40 Miliar Selama 2020

Sementara itu menurut Tim Global Humanity Response ACT, Suci Ramadinda, menyebutkan ACT menargetkan 10.000 boks masker bagi warga Indonesia di Hong Kong.

"Kami mengirim masker dalam waktu dekat ini sebanyak 2.500 boks untuk awalan pengiriman untuk saudara kita di Hong Kong," ujar Suci.

Ia juga mengatakan, ACT tidak hanya membagikan masker, tetapi akan menyiapkan juga paket sanitasi serta pangan bagi warga Indonesia yang berada di Hong Kong.

Bahaya virus corona menurut ACT sangat mengancam kesehatan warga Negara Indonesia yang (WNI0 bekerja, atau menetap di Hong Kong.

Seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Hong kong, Yana, menyampaikan kondisi di negara tersebut saat ini kurang kondusif akibat virus corona.

Baca: Profil Persija Jakarta, Pertahankan Simic, Datangkan Marc Klok & Evan Dimas, Bukti Ambisi Juara

"Disini banyak orang yang mencari cara untuk tetap menjaga kesehatan, salah satunya dengan menggunakan masker. Namun, ketersediaan masker di wilayah ini mulai berkurang," kata Yana.

BERITA TERKAIT

Menurut data ACT, saat ini terdapat 265 ribu jiwa pada Januari 2019 lalu yang bekerja di Hong Kong dalam berbagai bidang, dan mereka semua terancam terserang virus corona.

Genjot Produksi

Pembelian masker di sejumlah daerah kian melonjak karena virus corona yang menjadi masalah global.

Akibatnya, stok masker di toko kesehatan maupun minimarket menjadi langka. Kejadian ini melanda sejumlah kota di Indonesia.

Direktur Tata Kelola Obat Publik Kementerian Kesehatan, Saidah mengaku sudah mengetahui hal tersebut. Dia tidak menampik di beberapa daerah pembelian masker dibatasi dan harganya ada yang mencapai jutaan.

Dikonfirmasi apakah masker di sejumlah kota di Indonesia menjadi langka karena banyak diborong untuk disumbangkan ke Natuna atau luar negeri, Saidah menegaskan masker yang disumbangkan dan dibagikan Kemenkes merupakan masker milik Kemeskes sendiri.

"Kalau yang Kemenkes itu masker kami sendiri. Soal kelangkaan masker di lapangan, kami sudah minta para produsen untuk genjot produksi mereka‎ supaya di lapangan tidak langka," tuturnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas