Polemik Pemulangan WNI Eks ISIS, Komnas HAM Sebut Harus Ada Indentifikasi: Kalau Terpapar Ya Diadili
Pemulangan 600 WNI eks ISIS masih menuai kontroversi. Komnas HAM melakukan identifikasi itu melihat dari posisi apa yang diduduki WNI eks ISIS itu.
Penulis: Ika Nur Cahyani
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
![Polemik Pemulangan WNI Eks ISIS, Komnas HAM Sebut Harus Ada Indentifikasi: Kalau Terpapar Ya Diadili](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/komisioner-komnas-ham-choirul-anam-73789.jpg)
Mantan teoris, Sofyan Tsauri membeberkan alasan para WNI tersebut ingin pulang.
"Beberapa bulan sebelum ini, saya dihubungi rekan di Suriah, bahwa di kota Idlib itu ada pengungsi yang mereka ingin pulang ke Indonesia."
"Karena suaminya sudah meninggal, mereka tidak punya paspor lagi mereka ingin pulang," jelas Sofyan dalam tayangan Talk Show TVOne pada Jumat (7/2/2020).
Bebeberapa di antaranya telah kehabisan perbekalan, guna menyambung hidup di lokasi tinggalnya.
"Mereka sudah kehabisan bekal dan uang, dan dalam kondisi yang mencekam."
"Hampir tiap hari pesawat dari Rusia dan Suriah membombardir kota Idlib itu," lanjutnya.
Namun, pemikiran dan doktrin yang dibawa oleh WNI eks ISIS ini meresahkan.
Sofyan juga membenarkan hal ini.
Dia menilai, ada kemungkinan para WNI alumni ISIS itu hanya bersandiwara agar dipulangkan ke Indonesia.
"Yang kita khawatirkan adalah pragmatisme atau oppoturnity ya, artinya mereka berpura-pura menyesal lalu mereka masuk, ini yang kita khawatirkan," ungkapnya.
Sebab ada beberapa kasus terkait WNI yang sudah dideportasi ke Indonesia.
Namun, mereka mengulangi kejadian yang sama, bahkan melakukan berani melakukan bom bunuh diri.
"Ada Ruli dan Ulfa, mereka 2017 ketemu saya di Kemensos, mereka dideportasi dari Turki."
"Akhirnya mereka 2019 melakukan bom bunuh diri di Filipina," cerita Sofyan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.