Di Komisi VI, Taspen Sebut Mayoritas Investasi dialokasikan ke Surat Utang
Taspen (Persero) memaparkan penempatan portofolio investasi yang dilakukan perseroan untuk menjaga keuangan tetap aman.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Taspen (Persero) memaparkan penempatan portofolio investasi yang dilakukan perseroan untuk menjaga keuangan tetap aman.
Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih mengatakan, mayoritas investasi ditempatkan pada instrumen yang memberikan hasil tetap, yaitu surat utang maupun deposito sebesar 86,2 persen dari total portofolio.
Adapun sisanya, kata Kosasih, berupa investasi langsung 2,2 persen, saham 4,9 persen, dan reksadana 6,7 persen.
"Jadi mayoritas investasi perseroan ditempatkan ke surat utang negara maupun obligasi korporasi, dengan tingkat risiko rendah tapi tetap memberikan imbal hasil," ujar Kosasih saat RDP dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Ia menjelaskan, penempatan investasi saham, perseroan memilih saham-saham yang sebagian besar terdaftar dalam Indeks LQ-45 dan didominasi oleh saham perusahaan pelat merah.
"Pemilihan saham untuk investasi, kami mengutamakan aspek makro ekonomi, fundamental, prospek bisnis, likuiditas dan valuasi perusahaan yang wajar. Kami juga memperhitungkan faktor teknikal," ucap Kosasih.
Tercatat, sepanjang tahun lalu perseroan membukukan keuntungan sebesar Rp 388,24 miliar, naik 42,97 persen dibandingkan tahun sebelumnya senilai Rp 272,55 miliar.
Pencapaian tersebut dikontribusi dari kenaikan premi sebesar Rp 977 miliar serta kenaikan pendapatan investasi sebesar Rp 1,46 triliun.