Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

RSHS Mengawasi Seorang Pasien Gejala Panas Tinggi Sepulang dari 3 Negara yang Terpapar Corona

RSHS Bandung mengawasi seorang pasien yang mengalami gangguan pernapasan, punya riwayat perjalanan pernah mengunjungi sejumlah negara terpapar corona.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in RSHS Mengawasi Seorang Pasien Gejala Panas Tinggi Sepulang dari 3 Negara yang Terpapar Corona
Sripoku.com/Maya Citra Rosa
Tim RSMH Palembang memberikan keterangan pers terkait kondisi pasien TH yang dirawat, Selasa (18/2/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung mengawasi seorang pasien di Ruang Infeksi Khusus Kemuning (RIKK).

Pasien yang mengalami gangguan pernapasan, punya riwayat perjalanan pernah mengunjungi sejumlah negara yang terpapar virus corona atau Covid-19, beberapa hari sebelumnya.

Kepala Sub-Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler RSHS, Reny Meisuburriyani, mengatakan pasien sedang ditangani Tim Infeksi Khusus RSHS.

Pasien berinisial As berusia 55 tahun, berjenis kelamin perempuan. Pasien berada di RIKK dengan status pengawasan.

"Iya betul. Untuk lebih jelasnya, saya sedang berkoordinasi dengan Ketua Tim (Infeksi Khusus RSHS)," kata Reny kepada Tribun, Minggu (23/2/2020).

Reny mengatakan Tim Infeksi Khusus sudah mengambil sampel darah pasien dan sudah mengirimkannya langsung ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Kesehatan RI di Jakarta untuk diperiksa apakah positif atau negatif virus corona.

Pasien tersebut, katanya, adalah pasien rujukan dari Puskesmas Ibun, Kabupaten Bandung.

Berita Rekomendasi

Reny mengatakan pasien merupakan rujukan pada Jumat (21/2/2020) setelah mulai mengalami gejala mirip manusia yang terjangkint Corona, sejak 19 Februari.

Reny mengatakan pasien sempat melakukan perjalanan ke sejumlah negara yang sudah terkonfirmasi terpapar virus corona, yakni Singapura, Malaysia dan Thailand.

Baca: Gosipnya Dekat dengan Adipati Dolken, Canti Tachril Buka Suara

Baca: FAKTA Remaja 17 Tahun Setubuhi 6 Perempuan: Ada yang Hamil 5 Bulan hingga Semua Dijanjikan Menikah

Pasien berada di luar negeri dalam kurun waktu 11 hingga 16 Februari 2020.

Dua hari setelah pulang, ia mengalami pusing dan meriang dan sempat dibawa ke RSUD Ebah Majalaya, Kabupaten Bandung.

Selain As, ada dua pasien lagi ikut diobservasi di RIKK RSHS.

Reny mengatakan RSHS pun sudah mengirimkan sampel atau spesimen dari ketiga pasien tersebut untuk diperiksa di Balitbang Kemenkes.

"Saya baru bisa mengatakan bahwa saat ini di RIKK, ada pasien dalam pengawasan Covid 19. Masalah rujukan dari mananya sedang dicari informasi," kata Reny.

Dinkes Kabupaten Bandung membenarkan adanya seorang warga yang diduga terjangkit virus corona.

Menurut Kadinkes Kabupaten Bandung, Grace Mediana, pasien mengalami gejala mirip terpapar virus corona setelah memeriksakan kesehatannya di Rumah Sakit Ebah Majalaya.

"Setelah diperiksa diduga terkena virus Corona langsung dirujuk ke RSHS sesuai mekanisme yang ada," ujar Grace kepada Tribun Jabar, kemarin.

Baca: Undangan Pernikahan Telah Dibuat, Calon Pengantin Dokter Muda Meninggal Karena Tangani Pasien Corona

Baca: Ketua DPRD Prasetyo Edi Singgung Anies Baswedan Soal Pompa Air: Tanggung Jawab 1000% Ada di Gubernur

Menurut Grace, pasien tersebut masuk RS Majalaya pada hari Jumat dan hari itu juga langsung dirujuk ke RSHS.

"Awalnya pasien mengalami demam, sesak, batuk, setelah diperiksa diduga terkena virus Corona," kata dia.

Grace memaparkan, selain itu pasien mengalami gejala setelah bepergian ke luar negeri.

"Ini baru dugaan. Jadi belum ada kepastian apakah terkena virus Corona atau tidak. Jadi kami juga masih menunggu hasil pemeriksaanya," ucapnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti, mengatakan penanganan tiga pasien, yakni satu perempuan dan dua laki-laki, di RSHS sudah sesuai SOP penanganan virus Corona atau Covid-19.

Berli mengatakan bersama berbagai instansi, mulai dari pusat pelayanan kesehatan sampai keimigrasian, pihaknya proaktif melakukan pemantauan dan berbagai upaya penanganan Covid-19.

"Kami sudah berlakukan kesiagaan di semua fasilitas kesehatan di Jabar. Hanya saja, untuk rujukan Covid-19 ada di 7 rumah sakit (yang dikelola Pemprov Jabar dan kementerian)," kata Berli, kemarin.

Baca: Yunarto Wijaya Komentari Banjir Jakarta, Beri Ucapan ke Anies Baswedan : 3 Kali Dikasih Hadiah

Baca: Sudah 3 Penumpang Kapal Pesiar Diamond Princess Jepang Meninggal Dunia

Tujuh rumah sakit milik pemerintah di Jawa Barat yang ditetapkan Kemenkes sebagai rumah sakit rujukan infeksi termasuk covid-19 adalah RS Hasan Sadikin Bandung, RS Rotinsulu Bandung, RSUD Indramayu, RS Gunung Jati Kota Cirebon, RS Syamsudin Kota Sukabumi, RSUD Subang, dan RSUD Pameungpeuk Garut.

Walaupun belum ditemukan kasus positif virus Corona di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Dinas Kesehatan tetap siaga menghadapi Covid-19 yang masih merebak di negara-negara lain, terutama negara tetangga Indonesia.

Ia mengimbau masyarakat untuk terus melaksanakan pola hidup bersih dan sehat, terutama rutin mencuci tangan, memakan makanan bergizi, berolahraga, menjaga kebersihan diri dan lingkungan.

Semua Negatif

Sebelumnya, terdapat tujuh pasien yang diobservasi di sejumlah rumah sakit di Jawa Barat dengan status pengawasan corona virus atau covid-19 karena mengalami gejala gangguan napas dan sempat mengunjungi negara-negara yang terpapar virus tersebut beberapa hari sebelumnya.

Setelah dilaksanakan observasi dan pemeriksaan DNA serta spesimen oleh Balitbang Kemenkes, ketujuh pasien yang sebagian besar adalah warga negara asing tersebut dinyatakan negatif Covid-19.

Baca: Virus Corona Membunuh Ribuan Nyawa, Siapa Pasien Pertama Terinfeksi & Memicu Wabah Mematikan?

Baca: Elektabilitas Anies Baswedan Menurun, Survei: Diduga karena Belum Dapat Atasi Banjir Jakarta

"Yang diperiksa terakhir itu ada empat orang, masing-masing dua di RSHS dan dua pasien di RS Rotinsulu. Kemudian ada yang dari Cirebon dan Kabupaten Bandung Barat juga. Semua negatif," katanya.

Mereka yang dirawat dan diobservasi ini, katanya, sempat mengalami batuk, pilek, sesak napas, dan demam. Kemudian, yang terpenting adalah pernah mengunjungi salah satu atau lebih dari 28 negara yang terkonfirmasi terjadi kasus virus tersebut.

"Tetap kita sampaikan ke masyarakat secara umum karena kami di kesehatan tidak berlakukan diskriminasi. Mau WNA atau WNI atau dari mana saja, kita lakukan hal yang sama, yaitu menjaga supaya masyarakat yang datang dari luar negeri ini sehat," katanya.

Berdasarkan data WHO pada 22 Februari 2022, secara gloval virus Corona atau covid-19 sudah terkonfirmasi menginfeksi 77.794 orang.

Dari angka tersebut, 76.392 kasus terjadi di Cina, 2.348 di antaranya meninggal dunia.

Sedangkan di luar Cina, terjadi 1.402 kasus di 28 negara, dengan jumlah kematian 11 orang. (Tribun Jabar/m syarif a/lutfi ahmad/mega nugraha)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas