Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tersangka Kasus Sungai Sempor Dibotaki, IGI : Seharusnya Polisi Tak Permalukan Guru Seperti Itu

Polisi telah menetapkan tiga tersangka kasus sungai sempor yang menewaskan 10 siswa SMPN 1 Turi. IGI meminta polisi untuk tidak mempermalukan guru.

Penulis: Faisal Mohay
Editor: Miftah
zoom-in Tersangka Kasus Sungai Sempor Dibotaki, IGI : Seharusnya Polisi Tak Permalukan Guru Seperti Itu
Tribun Jogja/Hasan Sakri Ghozali
Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta menetapkan dua tersangka baru pada kasus kecelakaan air susur sungai sempor yang dilakukan oleh siswa SMPN 1 Turi. Total ada tiga tersangka masing-masing adalah IYA, DS, dan R. 

"Guru-guru ini juga memiliki keluarga dan kehormatan keluarga mereka juga harus dijaga karena mereka melakukan semua itu tanpa unsur kesengajaan tetapi murni karena kelalaian dan faktor alam," katanya.

Dirinya mengingatkan bahwa peran guru sangat besar bagi para petugas kepolisian terutama dalam bidang pendidikan.

Baca: Otak di Balik Tragedi Susur Sungai Sempor, Buat Polisi Berani Tetapkan Tersangka, Paham Sungai Tapi?

"Para polisi ini lupa kalau mereka tidak akan pernah menjadi polisi tanpa peran guru sedikitpun dan para polisi yang menggunduli ini seolah lupa bahwa membaca dan menulis pun mereka tak akan mampu jika tanpa dibantu oleh guru," ujar Romli.

Ia juga meminta polisi mengedepankan asas praduga tak bersalah dan tidak mempermalukan guru seperti ini. 

"Dan karena itu seharusnya polisi ini bukan mempermalukan guru dengan cara-cara seperti itu tetapi seharusnya mereka memperlakukan guru dengan cara yang baik dengan tetap mengedepankan proses hukum dan asas praduga tak bersalah," ungkapnya. 

Sementara itu, IYA sebagai tersangka meminta maaf kepada para keluarga korban atas kelalaiannya dan mengaku menyesal akan hal tersebut. 

IYA, salah satu tersangka dalam tragedi susur sungai
IYA, salah satu tersangka dalam tragedi susur sungai (Tribunjogja.com/Hasan Sakri, Hendy Kurniawan)

"Pertama, minta maaf atas kelalaian kami terjadi hal seperti ini. Kedua, kami sangat menyesal dan memohon maaf kepada keluarga korban terutama keluarga korban yang sudah meninggal."

Berita Rekomendasi

"Ini sudah menjadi resiko kami sehingga apapun yang akan menjadi keputusan akan kami terima. Semoga keluarga korban bisa memafkan kesalahan kami," ungkapnya.

Ia menjelaskan, kegiatan susur sungai dilakukan untuk mendidik karakter para siswa.

"Latihan karakter supaya mereka bisa sedikit memahami sungai. Anak sekarang, kan, jarang yang main di sungai atau menyusuri sungai," katanya.

Ketika ditanya ketika susur sungai posisi para siswa di tengah atau pinggir, ia menjawab jika posisinya berada di pinggir sungai.

Baca: Gara-gara Ngeyel ke Pembina Pramuka, Siswi SMPN 1 Turi Selamat dari Tragedi Susur Sungai Sempor

Namun, ia menyatakan siswa tidak menggunakan alat safety karena saat itu air sungai hanya setinggi lutut. 

IYA menceritakan kronologi kegiatan susur Sungai Sempor yang dibuatnya. 

"Karena cuaca belum seperti kejadian. Pukul 13.30 WIB, saya berangkatkan cuaca masih belum hujan."

"Saya ikuti, saya cek di atas, di jembatan itu air juga tidak deras, kemudian saya kembali ke tempat start pemberangkatan sudah cek airnya."

"Kemudian di situ juga ada teman saya yang sudah terbiasa susur sungai di Sempor sehingga yakin saja tidak terjadi apa-apa," ungkapnya.

(Tribunnews.com/Faisal Mohay/Fahdi Fahlevi)

 
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas