Tingkat Paparan Radioaktif di Perumahan Batan Indah Serpong Sudah Menurun
Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan hingga kini masih dilakukan proses clean up dan dekontaminasi untuk mengurangi kadar kontaminasi radioaktif.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyelidikan bersama yang dilakukan Polri, Batan dan Bapeten terkait temuan zat radioaktif jenis Cesium 137 di dekat lapangan voli, Blok J, Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten sudah memasuki hari ke 13.
Kabag Penum Divisi Humas Polri, Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan hingga kini masih dilakukan proses clean up dan dekontaminasi untuk mengurangi kadar kontaminasi radioaktif.
"Kepolisian bekerja sama dengan Batan dan Bapeten masih melakukan proses clean up untuk menjamin agar area itu tidak terpapar kembali," ujar Asep di Bareskrim Polri, Jumat (28/2/2020).
Baca: Pegawai Batan Terancam Pidana Karena Simpan Zat Radioaktif di Rumahnya
Asep melanjutkan selama proses clean up, pihaknya sudah mengambil tanah sebanyak 450 drum termasuk beberapa vegatasi disana guna diteliti lebih lanjut.
Berdasarkan penelitian Bapeten, didapatkan hasil tingkat paparan zat radioaktif di sana sudah mengalami penurunan yakni 2 micro sivert perjam.
Baca: Diperiksa Karena Miliki Zat Radioaktif, Status Pegawai Batan yang Pensiun Mei 2020 Masih Saksi
"Densus 88 dari bagian Kimia, Biologi dan Radioaktif punya alat yang dapat mendeteksi adanya zat radioaktif di suatu area. Hasilnya zat radioaktif disana sudah menurun," katanya.
Diketahui pada 30 Januari 2020 lalu, warga digemparkan dengan temuan zat radioaktif jenis Cesium 137 di lahan kosong, samping lapangan voli, Perumahan Batan Indah.
Paparan radiasi ini terdeteksi ketika Bapeten melakukan pemantauan keliling di lingkungan Jabodetabek meliputi Pamulang, Muncul, Perumahan Batan Indah hingga stasiun Kereta Api Serpong.
Baca: Ruang Radiologi dan Radioterapi RSCM Terendam Banjir, Bagaimana Pelayanan Terhadap Pasien?
Atas temuan itu, Bapeten dan Batan dibantu Gegana Polri melakukan proses clean up bagi tanah yang mengandung radioaktif.
Dilanjutkan dengan pemeriksaan 9 warga yang tinggal di area sekitar terpapar radiasi nuklir.
Hasilnya, dua warga terbukti terkontaminasi zat radioaktif setelah diperiksa whole-body counting (WBC).
Kontaminasi ini diyakini tidak berdampak biologis karena dosisnya di bawah NDB.
Sekretaris Utama Bapeten, Hendrianto Hadi menduga dua warga terkontaminasi karena makan buah dari pohon di sekitar sumber radiasi.
Beberapa pohon dinyatakan terkontaminasi karena menyerap zat radioaktif melalui akarnya.