Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin menghadiri acara tasyakuran dan peluncuran 8 buku Azyumardi Azra.

Hajatan yang digelar di Perpustakaan Nasional, Jakarta Pusat, itu mengambil tema Politik Global Dengan Islam Wasathiyah: Mencegah Ekstremisme dan Terorisme.

Dalam peluncuran buku tersebut, Ma'ruf menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Azyumardi Asra yang terus konsisten menulis.

"Setidak-tidaknya dapat menginsipirasi bahkan bisa mengubah cara berpikir, menjadi berpikir Islam Wasathiyah dari buku-bukunya," ucap Wapres dalam sambutannya di lokasi, Selasa (4/3/2020).

Islam Wasatiyah, dikatakan Ma'ruf, tengah menjadi perbincangan di mana-mana, yang mana menurutnya Islam Wasathiyah itulah yang merupkan islam rahmatan lil alamin

"Banyak tafsir pandangan tentang islam wasatiyah itu saya cenderung menyangkut ke arah berpikir dan bergerak, cara berpikirnya itu moderat, bahasa yang sering saya pakai, tidak tekstual," lanjut Ma'ruf.

Baca: Ramalan Zodiak Kamis 5 Maret 2020 Capricorn Prioritas Kerja, Gemini Ingin Jadi Nomor Satu

Baca: Tertangkap, Penimbun Masker dan Antiseptik di Semarang Dibekuk Polisi, Terlacak di Medsos

Selain membahas Islam Wasthiyah, Ma'ruf juga berkelakar mengenai sosok Azyumardi dari segi umur.

"Kalau Pak Azyumardi Azra usianya 65, sudah merasa tua. Saya ini apalagi, tapi kata WHO (World Health Organization) Pak Azyumardi, tua itu dari 80 sampai 100," lanjutnya.

Tak hanya sampai di sana, Ma'ruf kemudian juga membandingkan hasil penelitian tersebut dengan usianya dan juga usia Wakil Presiden ke 10-12 Jusuf Kalla.

"Dari 60 sampai 80 itu belum tua katanya, baru setengah baya. Jadi kalau begitu, saya dengan Pak JK ini baru setengah baya," pungkas Ma'ruf.

Selain Wapres Ma'ruf dan Jusuf Kalla, dalam acara tersebut, hadir pula Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil, Mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Pendiri SMRC Saiful Mujani, eks Kepala BPIP Yudi Latif, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, daan pendeta sekaligus akademisi Richard M Daulay.