Antisipasi Corona, Rektor UNS Akui Ikut Kena Imbas Larangan Perjalanan ke Luar Negeri yang Ia Teken
Rektor UNS Jamal Wiwoho ikut terkena imbas dari larangan perjalanan ke luar negeri yang ia tanda tangani. UNS mengimbau untuk menangguhkan perjalanan.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H, M.Hum meneken surat edaran yang berisi penagguhan perjalanan ke luar negeri bagi civitas akademika UNS.
Hal tersebut dilakukan Jamal guna menekan risiko penyebaran virus corona.
Jamal bahkan ikut terkena imbas dari larangan yang ia tanda tangani pada tanggal 29 Februari 2020 tersebut.
Jamal dijadwalkan menghadiri sebuah acara di Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat bersama beberapa rektor lain dari Indonesia.
"Sebenernya tanggal 22 Maret harus ke Amerika Serikat untuk belajar tentang perkembangan perguruan tinggi di Amerika Serikat," ungkapnya di Gedung Tribunnews.com, Kamis (5/3/2020).
Baca: Waspada Corona dan Dampak Hujan Abu Merapi, Kota Solo Langka Masker, Harga Capai Rp 95 Ribu Per Biji
Menjadi bagian dari civitas akademika UNS, Jamal pun juga menaati imbauan tersebut.
"Saya membuat edaran tersebut ya saya harus konsekuen dengan aturan tersebut," imbuhnya.
Namun, Jamal mengungkapkan pemerintah juga membatalkan untuk memberangkatkan sejumlah rektor tersebut.
"Namun nampaknya Kementerian juga menunda keberangkatan ke MIT," ungkapnya.
Jamal mengungkapkan selain dirinya yang batal berangkat ke Amerika Serikat, sudah ada pula agenda perjalanan ke luar negeri yang seyogyanya dilakukan civitas akademika.
"Ada yang mau ke jepang, ke China, ke Turki, dan lain sebagainya," ungkapnya.
Baca: Bandara Adi Soemarmo Solo Kembali Beroperasi Setelah Terdampak Erupsi Gunung Merapi
Diketahui, surat edaran tersebut diketahui diteken Jamal dan ditujukan kepada civitas akademika UNS.
"Khususnya dosen dan mahasiswa," ungkapnya.
Jamal beralaskan mengeluarkan imbauan tersebut adalah selaras dengan apa yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
"Secara internasional, kita ikuti imbauan-imbauan yang dilakukan Kementerian Kesehatan untuk menunda perjalanan ke luar negeri yang tidak penting," ungkapnya.
Jamal menyebut, sifat aturan tersebut adalah subyektif.
"Untuk seberapa penting nah ini sifatnya subyektif. Tapi kami melihat penting untuk mengampanyekan apa yang dilakukan Kementerian Kesehatan dengan baik," ungkapnya.
Dikutip dari Tribun Jateng, dalam surat edaran tersebut juga dikatakan bila terdapat kunjungan ke luar negeri yang sangat penting dan harus dilakukan, perlu mendapatkan izin tertulis dari Rektor UNS atau pejabat lain yang ditunjuk rektor.
UNS sebagai salah satu institusi pendidikan terus berupaya untuk melindungi civitas akademika dari ancaman corona dan juga ikut ambil bagian dalam mencegah masuknya wabah corona virus ke Indonesia.
Baca: Sebut Pemerintah Lemah Hadapi Virus Corona, Wakil Ketua Komisi IX: Tak Yakin Indonesia Bebas Corona
Selain mengimbau untuk menunda sementara perjalanan ke luar negeri, Rektor UNS juga menghimbau kepada civitas akademika UNS yang baru saja berpergian dari negara terdampak virus corona.
Mereka diimbau untuk mengurangi interaksi dengan orang lain, termasuk dengan anggota keluarga sementara waktu.
“Yang baru saja melakukan perjalanan ke luar negeri, terutama Tiongkok, Korea, Jepang, Singapura, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Iran, UEA, Bahrain, Kuwait, dan Belanda, harap membatasi diri (self-isolated) dengan civitas UNS lainnya maupun dengan anggota keluarga/rumah tangga selama 14 hari sejak kepulangannya ke Indonesia," ungkap Jamal.
Bila selama kurun waktu 14 hari tersebut terdapat civitas akademika UNS yang mengalami demam, batuk, pilek, dan gejala Covid-19 lainnya, Rektor UNS mengimbau agar segera memeriksakan diri ke RS UNS atau RSUD dr. Moewardi Surakarta.
Hal ini untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan intensif lebih lanjut.
Selain itu, Jamal juga mengimbau agar civitas akademika UNS terus membiasakan Pola Hidup Bersih Sehat (PHBS).
Antara lain seperti mencuci tangan dengan sabun, mengonsumsi makanan sehat, menggunakan masker, dan meminimalkan kegiatan di keramaian yang kurang diperlukan.
Baca: Pasien Terjangkit Virus Corona Diisolasi, Bagaimana Mereka Komunikasi dengan Keluarga?
Update Virus Corona
Sementara itu perkembangan kasus coronavirus disease atau covid-19 meningkat di berbagai dunia.
Dilansir situs kemkes.go.id, total kasus konfirmasi covid-19 global per tanggal 4 Maret 2020 adalah 93.090 kasus.
Sebanyak 80.422 kasus di antaranya dilaporkan dari Cina yang tersebar di 34 wilayah termasuk Hong Kong, Macau, dan Taipei.
Sebanyak 83,7% dari kasus tersebut dikonfirmasi Cina berasal dari Provinsi Hubei.
Sedangkan total kematian sebanyak 3.198 kasus, 2.984 diantaranya dilaporkan dari Cina.
Persentase kematian berada di angka 3,2 persen.
Sementara itu, ada 76 negara di luar Cina yang mengonfirmasi adanya kasus corona.
Sebanyak 12.668 kasus dengan 214 kematian di 9 negara yakni Filipina, Jepang, Republik Korea, Perancis, Iran, Italia, Thailand, Australia, dan Amerika Serikat.
Dari 12.668 kasus yang dilaporkan di 76 negara di luar negara Cina, 38 kasus (0,3%) merupakan tenaga kesehatan.
Sementara itu di Indonesia, dari 388 orang yang diperiksa, 2 orang positif covid-19.
Sebanyak 371 orang negatif covid-19 dengan rincian 188 sampel dari ABK World Dream dan 15 masih dalam proses pemeriksaan.
Dari kasus positif, kasus pertama merupakan kontak erat dari kasus konfirmasi ke-24 di Malaysia dan merupakan warga negara Jepang.
Kasus kedua merupakan ibu dari kasus ke-1.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Tribunjateng.com/Abduh Imanulhaq)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.