Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tanggapan Para Pemred Media soal Kritik Netizen 'Wartawan Enak, Bikin Salah Tinggal ke Dewan Pers'

Gencarnya hoaks soal virus Corona, Dewan Pers, Arif Zulkifli menekankan agar masyarakat dapat mengutamakan media-media yang tidak anonim.

Penulis: Nidaul 'Urwatul Wutsqa
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Tanggapan Para Pemred Media soal Kritik Netizen 'Wartawan Enak, Bikin Salah Tinggal ke Dewan Pers'
Youtube KompasTV/ROSI
Para Pimpinan Redaksi Media 

TRIBUNEWS.COM - Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan adanya warga negara Indonesia yang positif terserang virus Corona (covid-19) pada Senin (2/3/2020) lalu.

Adapun jumlah korban positif virus Corona terdapat dua orang yang berasal dari Depok, Jawa Barat.

Keduanya merupakan ibu berusia 64 tahun dan anak perempuannya berusia 31 tahun.

Kabar ini tak hanya mengejutkan, namun mengakibatkan menimbulkan kepanikan di masyarakat Indonesia.

Segala pemberitaan terkait kronologi kejadian, informasi korban, dan semua hal terkait virus Corona ramai dikonsumsi masyarakat.

Tak terkecuali berita yang mengandung hoaks juga gencar diproduksi oleh oknum-oknum tertentu.

Namun, sayangnya masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak dapat membedakan antara hoaks dan fakta.

BERITA TERKAIT

Bahkan masyarakat tidak dapat mengenali mana berita valid dari media yang resmi diawasi Dewan Pers yang biasa kita kenal sebagai media arus utama dan berita dari media yang tidak jelas sumbernya.

Maka tak heran jika pada akhirnya media arus utama justru ikut dipandang sebagai sumber keresahan, bahkan dicap sebagai hoaks.

Para Pimpinan Redaksi
Para pimpinan redaksi dari sejumlah media di Indonesia hadir dalam acara ROSI, Kamis (5/3/2020).

Dalam hal ini, Dewan Pers yang juga Kepala Pemberitaan Tempo Media, Arif Zulkifli menekankan agar masyarakat dapat mengutamakan media-media yang tidak anonim.

Menurutnya, ketika media terkonfirmasi resmi tersebut melakukan kesalahan maka masyarakat tahu kemana dirinya harus mengarahkan kritik kemarahannya.

Arif mengatakan, kesalahan atas sebuah pemberitaan mungkin sekali dapat terjadi.

Hal ini lantaran media merupakan komponen yang bergerak dalam sebuah koridor kecil dan terbatas.

Baik terbatas waktu dengan narasumber, ruang lingku, hingga durasi deadline yang terus berjalan.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas