Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemerintah Tak 'Lockdown' Wilayah Ditemukan Corona, Mengapa?

Jubir Penanganan Corona, Achmad Yurianto mengatakan, me-lockdown wilayah yang ditemukan positif virus corona, justru tingkatkan penyebaran.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Daryono
zoom-in Pemerintah Tak 'Lockdown' Wilayah Ditemukan Corona, Mengapa?
pixabay.com
Ilustrasi wabah Covid-19 - Jubir Penanganan Corona, Achmad Yurianto mengatakan, me-lockdown wilayah yang ditemukan positif virus corona, justru tingkatkan penyebaran. 

"Kemarin, Rabu (11/3/2020) ada 1 Pasien Dengan Pengawasan (PDP) meninggal dunia yang dirawat di RSUD dr Moewardi Solo," ungkap Yulianto Prabowo, di ruang Canopy lantai 2 kantor Dinkes Jateng, Jalan Cpt Pierre Tendean 24, Kamis (12/3/2020) malam.

Baca: 1 Pasien Suspect Corona di Solo Meninggal Dunia, Dinkes: Belum Tentu Covid-19

Baca: Dua Warga Banten Positif Corona Setelah Sepulang dari Luar Negeri

Dia menyampaikan, sampai sejauh ini penyebab kematiannya adalah disebabkan gagal nafas karena pneumonia.

"Sehingga selama ini di Jawa Tengah ada 2 kematian PDP covid-19 yakni di RSUP dr Kariadi dan kemarin di RSUD dr Moewardi," tuturnya.

Yulianto menjelaskan, penyebab sedang dalam pelacakan.

"Yang jelas meninggalnya karena gagal nafas disebabkan oleh pneumonia," tegasnya.

Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo (tengah) didampingi Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi (kanan) dan Kepala Bidang Pelayanan Medis, Harsini, Kamis (12/3/2020) malam.
Kepala Dinas Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo (tengah) didampingi Direktur RSUD dr Moewardi Solo, Cahyono Hadi (kanan) dan Kepala Bidang Pelayanan Medis, Harsini, Kamis (12/3/2020) malam. (Tribun Jateng/ Muhammad Sholekan)

Sementara itu, Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Moewardi Solo, Harsini menyampaikan, untuk 2 pasien tidak mempunyai riwayat kunjungan ke luar negeri.

Salah satu pasien tersebut meninggal, sedangkan satunya masih PDP di RSUD dr Moerwardi.

Berita Rekomendasi

"Informasi dari keluarga pasien yang meninggal tidak ada kontak dengan WNA."

"Namun, dia habis pulang dari sebuah seminar di Bogor."

"Kebetulan keduanya adalah peserta seminar di Bogor itu," terangnya.

Baca: Update Virus Corona: WNI Positif Corona di Singapura Tambah Jadi 7

Baca: Antisipasi Penyebaran Virus Corona, Pemrov DKI Akan Lebih Selektif saat Keluarkan Izin Kegiatan

Keduanya mengikuti seminar di Bogor pada 25-28 Februari 2020.

"Tanggal 29 mulai pilek dan batuk lalu ke dokter, ke rumah sakit masuk ke dalam observasi."


"Lalu dipindahkan ke RSUD dr Moewardi sebagai PDP," ungkapnya.

Dia menyampaikan, kedua pasien itu berjenis kelamin laki-laki dengan usia 58 dan 59 tahun.

"Sebelumnya, dari rumah sakit di sekitar Solo, soal rumah sakit mana kami tidak bisa menyebutkan. Yang jelas untuk pasien yang meninggal warga Jawa Tengah," tuturnya.

(Tribunnews.com/Whiesa, TribunJateng.com/Muhammad Sholekan) (Kompas.com/Ihsanuddin)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas