Politisi PAN: Ketidaksiapan RS Persahabatan, Tanda Pemerintah Tak Mampu Tangani Corona
Sebanyak 30 wartawan Istana diduga ditelantarkan pihak RS Persahabatan, saat ingin mengecek kondisi kesehatannya terkait virus corona.
Penulis: Seno Tri Sulistiyono
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 30 wartawan Istana diduga ditelantarkan pihak Rumah Sakit (RS) Persahabatan, saat ingin mengecek kondisi kesehatannya terkait virus corona.
Wartawan Istana Kepresidenan tersebut, berinisiatif memeriksa diri karena sempat berinteraksi langsung dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang kini positif corona.
Anggota Komisi IX DPR Saleh P Daulay menyayangkan sikap Rumah Sakit Persahabatan yang tidak segera melakukan pemeriksaan kesehatan terhadap para wartawan Istana.
Baca: Polda Metro Jaya: Sistem Ganjil-Genap Ditiadakan Selama Dua Minggu
Baca: Aktivitas Sekolah Dihentikan Sementara, Kemendikbud Dorong Pembelajaran Daring di Portal Ini
Pemeriksaan wartawan tersebut, kata Saleh, sangat penting dilakukan karena saat bertugas di Istana, mereka sempat wawancara secara langsung dengan Menhub Budi Karya.
"Mereka sudah dengan sukarela mau memeriksakan diri. Itu artinya, ada kesadaran untuk melindungi diri dan orang lain," ujar Saleh saat dihubungi, Jakarta, Minggu (15/3/2020) malam.
Menurutnya, pemeriksaan setiap orang yang sempat kontak langsung dengan pasien positif corona, tidak boleh pihak rumah sakit melakukan penundaan karena pergerakan virus sangat cepat
"Ketidaksiapan Rumah Sakit Persahabatan bisa jadi dianggap sebagai ketidaksiapan pemerintah," ujar Politikus PAN itu.
"Jangankan untuk melacak dan memeriksa yang belum melapor, yang sudah melapor secara sukarela pun tidak bisa diperiksa. Bagaimana dengan warga masyarakat lain yang jumlahnya sangat besar? Ini tidak bisa diangap main-main. Sangat perlu diseriusi," sambung Saleh.
Lebih lanjut Saleh mengatakan, dalam situasi seperti ini, pihak rumah sakit harus menyiagakan para dokter dan tenaga medis lainnya setiap saat.
“Virus kan tidak ada liburnya, akan tetap bergerak dan berkembang. Jika tidak diantisipasi, bisa menjangkiti banyak orang," tutur Saleh.
Oleh sebab itu, Saleh pun meminta Rumah Sakit Persahabatan untuk segera melakukan pemeriksaan kepada para wartawan Istana tersebut.
"Kesempatan pertama hari Senin ini semestinya sudah bisa dilakukan. Untuk sementara para wartawan diharapkan dapat menjaga agar tidak terlalu banyak kontak dengan orang lain," kata Saleh.
Dihubungi secara terpisah, Doni salah satu wartawan Istana mengatakan, dirinya bersama rekannya sebanyak 30 orang melakukan pengisian formulir untuk pemeriksaan corona di Rumah Sakit Persahabatan.
"Setelah mengisi formulir, kami semua disuruh nunggu karena katanya alat-alat sedang disiapkan. Cukup lama kami menunggunya dari pagi sampai mau sore," ujar Doni.
Menurutnya, setelah menunggu cukup lama, pihak rumah sakit melakukan pendataan kepada wartawan Istana yang telah datang, tetapi tidak dilakukan pemeriksaan sama sekali.
"Kami dapat informasi saat mereka menyiapkan alat-alat, direksi rapat internal dan mereka tidak siap untuk melakukan pemeriksaan dengan jumlah banyak dan secara mendadak," tutur Doni.
Pemerintah Siap
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pemerintah Indonesia sudah siap menghadapi virus corona (COVID-19).
Termasuk, mempersiapkan fasilitas kesehatan untuk merawat pasien positif virus corona.
"Sejak awal, pemerintah benar-benar mempersiapkan. Rumah sakit lebih dari 100 dengan ruang isolasi yang baik," kata Jokowi di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Senin (2/3/2020).
Kepala Negara juga memastikan, peralatan medis untuk merawat pasien virus corona pun sudah memenuhi standar internasional.
"Kita juga memiliki reagen (cairan kimia pendeteksi virus,red) yang cukup," ujar Presiden.