Unicef Ingatkan Stay at Home Kesempatan Orang Tua Merajut Kembali Kebersamaan dengan Anak
Child Protection Specialist dari Unicef Indonesia, Astrid Gonzaga Doniso melihat penerapan stay at home memiliki kesempatan sekaligus tantangan
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Di tahapan inilah orangtua dituntut memiliki kemampuan mendampingi belajar anak-anaknya di rumah.
Tantangan lain seperti kebosanan yang dirasakan anak juga perlu mendapatkan perhatian orangtua.
Pasalnya, Astrid mengatakan, anak-anak cenderung menginginkan untuk dapat bermain dengan teman-temannya.
Begitu pula dengan anak-anak di usia remaja, mereka lebih menyukai bersama teman-teman sebayanya.
"Saat ini anak kita berada di dalam keluarga dan kita harus memastikan apakah anak kita itu senang di dalam keluarga kita, di sini lah mulai berbagai tantangan," kata Astrid.
"Apakah kita punya kemampuan mengasuh anak kita, salah satunya ada kebosanan karena anak kita ini dinamik, energik, tentu mereka ingin dekat, bermain dengan teman-temannya," sambungnya.
"Anak remaja mungkin lebih nyaman dengan anak sebayanya. Kemudian ketika belajar, apakah kita punya kemampuan mendampingi anak-anak," tambah Astrid.
Baca: Kasus Corona di AS, 884 Orang Meninggal dalam Sehari
Ada orangtua tertekan ketika anaknya di rumah
Konselor dari Bimbingan Koseling Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Yudi Suharsono mengatakan sistem pembelajaran jarak jauh memiliki tantangan tersendiri untuk para orangtua.
Bahkan menurutnya ada orangtua yang malah tertekan ketika buah hatinya berlajar di rumah.
"Alasannya karena orangtua sulit mengendalikan mereka (anak-anaknya, red), kata Yudi kepada Tribunnews, Selasa (24/3/2020).
Ia melanjutkan, tantangan di atas tidak lepas dari umur sang anak sendiri.
Tentu semakin tinggi jenjang pendidikannya, akan mempermudah proses belajar mengajar di rumah.
"Kalau SMP atau SMA tentu akan semakin mudah. Beda dengan SD yang belum punya pemahaman secara sempurna,"