Polemik Ruangguru dan Kartu Prakerja, Belva: Saya Siap Mundur sebagai Stafsus Presiden
Belva bahkan siap mundur dari posisinya sebagai staf khusus Presiden Jokowi demi menghindari persepsi atau asumsi yang tidak benar.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf khusus milenial Presiden Joko Widodo (Jokowi) Adamas Belva Delvara menjawab tudingan adanya konflik kepentingan terkait perusahaannya Skill Academy by Ruang Guru menjadi salah satu mitra program Kartu Prakerja.
Belva bahkan siap mundur dari posisinya sebagai staf khusus Presiden Jokowi demi menghindari persepsi atau asumsi yang tidak benar.
Hal itu disampaikan Belva melalui aku twitternya, @AdamasBelva pada Rabu (15/4/2020).
Belva mengizinkan Tribunnews.com untuk mengutip penjelasan tersebut dari akun Twitternya.
Baca: Positif Covid-19, Kondisi Twindy Rarasati Membaik Setelah Sepekan Jalani Isolasi
"Walau tidak ada yang dilanggar secara hukum, sebenarnya demi menghindari persepsi atau asumsi, saya siap dan sudah menawarkan untuk mundur," tulis Belva di akun twitternya, @AdamasBelva.
Melalui cuitannya itu, Belva menegaskan dirinya sama sekali tidak ikut campur dalam proses pengambilan keputusan dalam program Kartu Prakerja.
Baca: WNA Perancis Ditolak Masuk Kota Dobo Maluku guna Pencegahan Corona, Sempat Adu Mulut dengan Petugas
Termasuk mengenai mitra yang dipilih dalam program tersebut.
Belva juga telah berdiskusi dengan pihak Istana apakah ada konflik kepentingan dengan ditunjuknya Skill Academy sebagai mitra program Kartu Prakerja itu.
"Jika ada, tentu saya siap mundur dari stafsus saat ini juga. Saya tidak mau menyalahi aturan apapun," cuitnya.
Baca: 4 Warga AS Terdeteksi Covid-19 di Bandara Haneda dan Narita Jepang
Lebih lanjut, Belva mengungkapkan, sebelum menerima tawaran menjadi staf khusus Presiden, ia sempat menanyakan kepada pihak Istana apakah dirinya harus mundur dari perusahaan berbasis pendidikan secara digital tersebut.
"Dari awal, pertanyaan pertama saya ke Istana sebelum saya menerima posisi staf khusus adalah: apakah saya harus mundur dari perusahaan yang saya rintis? Jawaban Istana jelas: TIDAK PERLU. Itu dasar saya menerima tawaran itu," cuit Belva lagi.
Belva menambahkan, saat itu pihak istana tak mengharuskannya untuk mundur karena staf khusus Presiden memiliki batasan wewenang yang tak mencakup pengambilan keputusan.
"Saya hanya berpegang pada pernyataan Istana tersebut dan niat saya hanya kontribusi sebisa saya di bidang yang saya kuasai," tambahnya.
Ia hanya mengaku kagum dan hormat dengan sosok Presiden Joko Widodo yang telah memberikan kepercayaan kepada dirinya untuk sama-sama memajukan Indonesia.
"Intinya, saya hanya mau berkontribusi sebisa saya. Selama ini semua gaji dan tunjangan saya sumbangkan ke UMKM melalui program CiptaNyata sejak dilantik. Mulai bulan ini dialihkan ke penanganan corona," jelasnya.