Jokowi Larang Mudik, Menteri Agama Minta Tetap di Rumah: Mudaratnya Lebih Banyak Dibanding Manfaat
Menteri Agama, Fachrul Razi, menyebutkan mudik ke kampung halaman di tengah pandemi corona lebih banyak kerugian dibandingkan keuntungannya.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Pravitri Retno W
"Juga kemudian kalau benih yang kita bawa bisa menularkan orang tua kita, ke saudara kita," imbuhnya.
Sehingga Fachrul meminta untuk tetap berada di rumah masing-masing.
Namun kondisi tersebut diharapkan tidak mengurangi rasa semangat dalam menyambut bulan suci Ramadan.
Dalam melaksanakan ibadah, Fachrul juga menyarankan untuk melaksakan di rumah masing-masing.
Yakni seperti salat wajib, Tarawih, dan juga Tadarus.
"Tanpa mengurangi kegairahan kita dalam menyambut Ramadan ya kita memang sebaiknya sekarang di tempat masing-masing saja bersama keluarga inti," ungkap Fachrul.
"Kita melaksanakan salat wajib, Tarawih, tadarus, dan sebagainya di rumah masing-masing saja," tandasnya.
Sebelumnya, penetapan larangan mudik disampaikan oleh Jokowi dalam rapat terbatas dengan sejumlah menteri.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Kompas TV, Senin (20/4/2020).
Jokowi menjelaskan telah melakukan penelitian di lapangan terkait mudik yang dilakukan oleh masyarakat.
Instansi terkait, yakni Kementerian Perhubungan, juga sudah melakukan pengkajian perihal mudik.
Dalam rapat terbatas bersama beberapa menteri, Jokowi menyebutkan masyarakat yang memutuskan tidak mudik sebesar 68 persen.
Baca: Politikus PKB Tak Setuju Jokowi Larang Masyarakat Mudik Lebaran
Baca: Komisi IX DPR RI Ingatkan Pemerintah Beri Bantuan Kepada Warga yang Tak Mudik
Namun, terdapat 24 persen lainnya masih bersikukuh untuk tetap mudik.
Tak hanya itu, sebesar 7 persen masyarakat sudah melakukan mudik atau kembali ke kampung halaman.