Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Awalnya Sangat Hati-hati, Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Buka Data Corona di Indonesia

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan alasan pemerintah membuka data terkait virus corona di Indonesia.

Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
zoom-in Awalnya Sangat Hati-hati, Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Buka Data Corona di Indonesia
Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat melalui telekonference, Jumat (3/4/2020). 

"Tiga hal saya sampaikan sejak awal, tes uji secara masif, pelacakan yang agresif, dan isolasi yang ketat. Jadi data yang transparan sangat berhubungan dengan itu tadi," imbuh Jokowi.

Jokowi Minta Sistem Data Terbuka untuk Publik

Diberitakan sebelumnya, Presiden Jokowi tak ingin jika pemerintah disebut berusaha menutupi informasi penanganan virus corona.

Hal itu Jokowi sampaikan dalam rapat terbatas laporan tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19, Senin (20/4/2020).

"Mengenai komunikasi yang terbuka, sistem data dan informasi yang terbuka kepada semua pihak."

"Jangan ada yang menganggap lagi, kita menutup-nutupi," ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Senin.

Baca: Jokowi Banjir Kritik Penanganan Covid-19, Prabowo Pasang Badan : Beliau Berjuang untuk Indonesia

Baca: Jokowi Jelaskan Perbedaan Mudik dengan Pulang Kampung, Najwa Shihab: Sama-sama Pulang Bawa Virus

Baca: Najwa Shihab Singgung Jalan Masih Ramai Meski PSBB, Ini Tanggapan Jokowi

Presiden meminta agar kepala daerah bisa meningkatkan pelaksanaan pengujian sampel tes corona.

Berita Rekomendasi

Jokowi ingin pelacakan orang yang terpapar virus corona terus dilakukan secara lebih luas.

"Saya ingin ditekankan pada seluruh provinsi, kabupaten/kota, mengenai pentingnya pengujian sampel (tes corona) secara masif."

"Kemudian diikuti pelacakan yang progresif, dan mengisolasi diri yang terpapar secara ketat, jadi tiga hal ini yang terus ditekankan kepada daerah," terang Jokowi.

Jokowi
Jokowi (YouTube Sekretariat Presiden)

Selain itu, Jokowi juga memberi apresiasi atas penggunaan teknologi yang bisa digunakan pasien berkonsultasi dengan para tenaga medis.

"Saya juga sangat mengapresiasi cara konsultasi medis dengan menggunakan teknologi dan ini saya kira harus dikembangkan lagi yaitu telemedicine agar ini terus ditingkatkan jumlahnya sehingga kontak antara pasien dan dokter bisa dikurangi," ungkapnya.

Sementara itu, Jokowi juga menyinggung adanya kapasitas yang berlebih di rumah sakit.

Baca: Dinas Tenaga Kerja DKI Tutup Paksa 52 Perusahaan yang Masih Bandel Tak Patuhi Aturan PSBB

Baca: Sepekan PSBB Depok, Volume Kendaraan Alami Lonjakan

Baca: Penanganan Kesehatan Covid-19 Diharapkan Jadi Fokus Utama PSBB

Ia ingin ada pembenahan di manajemen rumah sakit untuk menangani pasien corona dengan kondisi yang berbeda.

"Mengenai perbaikan sistem rujukan dan manajemen penanganan di rumah sakit. Ini untuk atasi over capacity dari rumah sakit rujukan yang kita miliki."

"Betul-betul manajemen harus diatur betul. Mana sedang ringan berat dan yang butuh penanganan lebih intensif di rumah sakit," imbuh Jokowi.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas