Soroti Mundurnya Stafsus Presiden, Refly Harun Singgung Kematangan: Jangan-jangan Nasihatnya Mentah
Pakar Tata Hukum Negara, Refly Harun menyoroti mundurnya dua Stafsus Milenial, Adamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.
Editor: Atri Wahyu Mukti
TRIBUNNEWS.COM - Pakar Tata Hukum Negara, Refly Harun menyoroti mundurnya dua Stafsus Milenial, Adamas Belva Devara dan Andi Taufan Garuda Putra.
Kasus mundurnya kedua Staf Presiden tersebut membuat Refly Harun secara khusus menyinggung soal kematangan para Stafsus Milenial khususnya untuk menjadi seorang penasihat presiden.
Hal itu diungkapkan melalui channel YouTube Refly Harun pada Jumat (24/4/2020).
Seperti yang diketahui, keduanya mengundurkan diri setelah dituding memanfaatkan jabatan stafsus untuk kepentingan bisnis masing-masing.
Awalnya, Refly Harun menyinggung soal etika pejabat publik di Indonesia.
Menurutnya, di Indonesia saat ini memang sangat sulit untuk menemukan kembali sosok pejabat publik sekelas wakil presiden pertama RI, Moh. Hatta.
Menurutnya, saat ini tidak lagi ditemukan pejabat publik yang disiplin dan mempunyai keyakinan sekelas Bung Hatta.
"Ada satu yang saya catat, soal kematangan, idealisme," ucap Refly.
"Di Indonesia ini kalau kita bicara mengenai etika pejabat publik, terlalu lost terlalu cair,"
"Kita tidak lagi bisa menyaksikan pejabat publik sekelas Moh Hatta, yang betul-betul disiplin, yang betul-betul menggunakan keuangan negara dan kekuasaan itu sesuai mandat, keyakinan. yang dituntun ahlak, perilaku serta agamanya,"