Anggota Komisi IV DPR Soroti Mie Instan di Dalam Paket Bansos: Harusnya Diisi Makanan yang Bergizi
Menurutnya, isi dari paket bansos yang diberikan kepada masyarakat jangan melulu makanan instan
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IV DPR RI, Luluk Nur Hamidah menyoroti pembagian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat yang terdampak pandemi Covid-19 atau virus corona.
Menurutnya, isi dari paket bansos yang diberikan kepada masyarakat jangan melulu makanan instan.
Baca: Pemerintah Antisipasi Soal Prediksi Naiknya Angka Kemiskinan Akibat Pandemi Covid-19
“Penyertaan susu kental manis dan makanan instan lainnya di dalam bantuan sembako untuk masyarakat terdampak Covid 19 harus bisa digantikan dengan bahan pangan lain yang dapat memenuhi nilai gizi keluarga,” katanya dalam keterangannya, Jumat (8/5/2020).
Ia mencontohkan, idealnya paket berupa beras beras.
Namun jika di daerah tersebut ada pangan lokal yang biasa dikonsumsi masyarakat, misalmya sagu, jagung atau sorgum, itu bisa dimasukkan.
“Inilah yang disebut diversifikasi pangan. Pentingnya diversifikasi pangan ini juga untuk menyerap hasil-hasil dari daerah setempat, seperti ikan baik darat dan laut,” katanya.
Ia juga menyarankan, paket ada mi instan dan susu kental manis bisa diganti saja dengan protein yang langsung bisa diproduksi oleh masyarakat, termasuk nelayan.
Menurut Luluk, persoalan tersebut dapat teratasi apabila antarkementerian mau saling bekerja sama.
Sebab, Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial dan institusi yang lain masing-masing punya program bantuan dalam penanganan Covid 19.
“Kalau program-program setiap kementerian ini saling diintegrasikan, maka tidak akan ada ceritanya susu kental manis masuk dalam bansos,” tegas Luluk.
Ia mencontohkan, pemerintah bisa membeli bahan-bahan pangan yang surplus di masyarakat akibat rendahnya daya beli masyarakat seperti ayam, telur dan cabe untuk dibagikan kembali ke masyarakat dalam bentuk bantuan.
Untuk memudahkan distribusi ataupun mencegah agar bahan tersebut tidak rusak, bahan pangan tersebut dapat diolah ataupun dijadikan produk beku.
“Cara-cara kreatif seperti ini yang perlu dilakukan saat ini, dan inilah yang dilakukan oleh Vietnam, dan negara lain. Dalam keranjang bantuan pangan isinya makanan bergizi , bukan junkfood seperti mi instan dan susu kental manis yang dapat membuat antibodi menurun,” pungkas Lulu.
Sementara itu, Kasubdit Pengelolaan Konsumsi Gizi Direktorat Gizi Masyarakat Kemenkes Dyah Yunniar Setiawati, SKM, MPS membenarkan bantuan sosial untuk masyarakat terdampak Covid 19 masih jauh dari aspek pemenuhan gizi masyarakat.
Baca: Ibas: Golongan Masyarakat Ekonomi Menengah ke Bawah Paling Terdampak Pandemi Covid-19
“Sekarang bagaimana agar ketersediaan pangan bisa diakses oleh masyarakat. Harapannya, keluarga-keluarga yang telah menerima bantuan dapat memenuhi kebutuhan yang lain, terutama kebutuhan protein untuk anak,” ujar Dyah.
“Susu kental manis bukan produk susu, ini salah kaprah. Sebaiknya dalam bantuan tidak ada susu kental manis,” pungkas Dyah.