Sebelum Mundur, Hanafi Rais Sempat Berharap Perbaiki Arah Perjuangan PAN
Agung menceritakan Hanafi Rais awalnya masih memiliki harapan ketika diajak bergabung dengan Ketua Umum PAN saat ini Zulkifli Hasan.
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Loyalis Amien Rais, Agung Mozin mengungkap niat Hanafi Rais sebelum mundur dari kepengurusan Partai Amanat Nasional (PAN) hingga posisi Ketua Fraksi PAN DPR RI serta anggota DPR RI Fraksi PAN 2019-2024.
Agung menceritakan Hanafi Rais awalnya masih memiliki harapan ketika diajak bergabung dengan Ketua Umum PAN saat ini Zulkifli Hasan.
Hanafi, kata dia, masih berpandangan dapat memperbaiki arah perjuangan PAN dari dalam atau internal.
"Hanafi Rais ketika diajak bergabung dengan Zulkifli Hasan masih menaruh harapan bisa memperbaiki arah perjuangan partai ketika berada di dalam. Apalagi dia sebagai pimpinan Fraksi PAN," ujar Agung, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (7/5/2020).
Namun, putra sulung Amien Rais tersebut akhirnya berkesimpulan jika Zulkifli Hasan memiliki sikap dan pandangan berbeda.
Terutama dengan kader yang ingin tetap menjadi oposisi atau berada di luar koalisi pemerintahan.
"Tapi faktanya Hanafi berkesimpulan bahwa Zulkifli Hasan bersikukuh dengan sikapnya, meninggalkan kader dan pendukungnya yang berketetapan hati di luar koalisi Jokowi-Ma'ruf," tandasnya.
Sebelumnya diberitakan, politikus senior Partai Amanat Nasional (PAN) Putra Jaya Husin menyebut selain Hanafi Rais, masih ada beberapa anggota DPR dari Fraksi PAN ingin mundur dari jabatan wakil rakyat di parlemen.
Baca: Kejagung Terima Pendampingan Hukum Refocusing Anggaran Covid-19 Senilai Rp 7,3 Triliun
"Sebulan, dua bulan lalu juga ada beberapa orang yang mau mundur, tapi kami larang karena ada amanah rakyat di situ," ujar Putra saat dihubungi, Jakarta, Rabu (6/5/2020).
Menurut Putra, beberapa anggota dewan yang ingin mundur karena melihat PAN sudah tidak sesuai dengan tujuan awal yaitu memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa.
"Saya sendiri sebagai salah satu pendiri, masih bertanya-tanya, apasih yang dilakukan PAN sekarang untuk bangsa dan negara. Apa yang diperjuangkan untuk rakyat? Selalu mengekor kepada siapapun yang berkuasa," papar Putra.
Menurut Putra, rencana pembentukan PAN Reformasi nantinya juga bukan untuk menarik kader-kader PAN pimpinan Zulkifli Hasan, tetapi untuk kepentingan perjuangan suara masyarakat.
"Kami bikin partai bukan untuk menarik suara yang banyak dari PAN. Itu terlalu kecil tujuannya, itu sama saja membunuh sodara sendiri, kami ingin menegakkan kebenaran dan keadilan," ucap Putra.
Lebih lanjut Putra mengatakan, mundurnya Hanafi pun turut mempengaruhi kader-kader yang kecewa dengan PAN saat ini untuk mempercepat pembentukan partai baru atau PAN reformasi.
"Jadi jangan dibalik, bukan Hanafi itu bersikap karena ingin membuat partai baru. Sikap Hanafi inilah yang mendorong keras kami berpikir untuk mendirikan partai baru," ujar Putra.
Baca: Jumlah Kematian Capai 76 Ribu, AS Gambarkan Wabah Covid-19 Lebih Buruk dari Serangan Pearl Harbor
Putra menilai, sikap mundurnya Hanafi dari PAN dan DPR, pasti ada sesuatu yang tidak bisa diterimanya atau terjadi masalah besar di partai yang kini dipimpin Zulkifli Hasan.
"Kalau hanya masalah kecil, mana mungkin Hanafi keluar dari DPR. Artinya, ada yang sangat prinsip yang membuat dia melepaskan semua jabatannya itu," ucap Putra.
Putra melihat, PAN saat ini sudah jauh berbeda dari sebelumnya, di mana tujuan didirikan partai ini oleh Amien Rais dan lainnya untuk memperjuangkan kepentingan rakyat dan bangsa, bukan kepentingan sekelompok orang.
"Kalau partai sudah tidak bisa lagi untuk tempat kita memperjuangkan kepentingan rakyat, ya kita membutuhkan kendaraan baru," ujar Putra.
"Tapi selama masih ada harapan, selama masih bisa dikembalikan ketujuan semula, tidak ada sebetulnya niat kita untuk mendirikan partai baru," sambungnya.