Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ada Ancaman Kelompok Peretas Naikon, BIN Koordinasi dengan Seluruh Kementerian Terkait Keamanan Data

"jadi setiap saat selalu melakukan koordinasi dan konsolidasi terkait hal-hal yang krusial,"ujarnya

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Ada Ancaman Kelompok Peretas Naikon, BIN Koordinasi dengan Seluruh Kementerian Terkait Keamanan Data
Warta Kota/Alex Suban
Juru Bicara Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto memaparkan situasi keamanan terkini saat berdialog dengan awak Redaksi Tribunnews di Kantor Tribun Grup, Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2019). Warta Kota/Alex Suban 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willy Widianto

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) terus melakukan koordinasi dengan seluruh lembaga/kementerian di Indonesia menyusul adanya upaya peretasan yang dilakukan kelompok Peretas Naikon.

"Kerjasama dan koordinasi selalu dilakukan. BIN menjadi Ketua Kominpus (Komite Intelijen Pusat) yang mengkoordinasikan seluruh intelijen di berbagai kementerian/lembaga di Indonesia," ucap Juru Bicara BIN, Wawan Purwanto kepada Tribun, Sabtu(9/5/2020).

"jadi setiap saat selalu melakukan koordinasi dan konsolidasi terkait hal-hal yang krusial,"ujarnya.

Data Pemerintah Aman

Badan Intelijen Negara (BIN) sudah melakukan deteksi terhadap kelompok peretas asal China bernama Naikon.

Dalam kegiatannya, kelompok peretas Naikon diketahui melakukan peretasan terhadap data-data negara di Asia dan Pasifik.

Baca: Amankan Akun Tokopedia dari Hacker, Cara Ganti Password, Aktifkan 2FA & Hapus Akun Pembayaran

Berita Rekomendasi

"Pendeteksian sudah kita lakukan," ujar Juru Bicara BIN Wawan Purwanto saat dihubungi Tribun, Sabtu(9/5/2020).

Terkait data-data penting di Indonesia, BIN memastikan semuanya aman.

Wawan Purwanto mengatakan semua data penting ditempatkan di tempat yang sangat rahasia dan tidak memungkinkan untuk diretas.

"Kita tidak menempatkan hal-hal yang sangat rahasia di tempat yang memungkinkan untuk direta," kata Wawan.

"Jadi kalaupun diretas dipastikan bahwa itu bukan informasi yang sebenarnya tetapi berisi data penyesatan. Hal-hal seperti ini sudah diantisipasi," ujar Wawan.

Dilaporkan, New York Times sempat menerbitkan laporan tentang surel yang dikirim Kedutaan Besar Indonesia di Australia kepada staf kesehatan dan ekologi pemerintah di Negara Bagian Australia Barat.

Surel itu berisi lampiran data Microsoft Word.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas