PKS Kecam Aksi Teror terhadap Panitia dan Pembicara Diskusi FH UGM
Aboe Bakar Alhabsy menyesalkan aksi teror yang menimpa pembicara, moderator dan penyelenggara diskusi yang digelar FH UGM
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Sanusi
Ada Dugaan WhatsApp Panitia Diskusi Diretas
Setelah diskusi bertajuk pemberhentian presiden ini diketahui masyarakat luas, mulai banyak hal aneh yang diterima pihak panitia.
Bahkan Aditya mengatakan ada dugaan akun WhatsApp seorang panitia diretas.
Masih dikutip dari Kompas.com, ada pemberitahuan mengenai diskusi itu yang disebar melalui pesan berantai di aplikasi WhatsApp.
Isi pesan itu berbunyi diskusi mengenai pemberhentian presiden dibatalkan.
Aditya dapat dengan pasti menyebutkan informasi tersebut tidak resmi dari panitia diskusi.
Sehingga menutur Aditya ada dugaan peretasan WhatsApp panitia.
Dan kemudian berhasil mendistribusikan pesan yang menyebut pembatalan diskusi.
Peretasan WhatsApp dialami oleh akun yang menjadi narahubung acara diskusi CLS UGM itu.
"Informasi itu (pembatalan) tidak benar," tutur Aditya dikutip dari Kompas.com.
"Ada indikasi peretasan. Informasi (pembatalan) itu hoaks, itu akibat dari peretasan akun narahubung kami," lanjutnya.
Baca: Diskusi dengan Para Kepala Daerah Milenial, HIPMI Usul Ruang Lebih Luas untuk Anak Muda
Baca: Sudah Akhiri Masa PSBB, Mulai 1 Juni Tegal Akan Terapkan New Normal Ikuti Anjuran Presiden Jokowi
Bukan Acara Resmi dari Fakultas Hukum UGM
Ditemui di lain kesempatan, Kepala bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani buka suara.
Masih dikutip dari Kompas.com, Iva menyebutkan acara diskusi secara resmi bukan dari Fakultas Hukum maupun universitas.
Jadi memang murni diselenggarakan oleh komunitas hukum tata negara yang diketuai oleh Aditya.
"Itu bukan acara resmi dari Fakultas Hukum maupun UGM," ungkap Iva dikutip dari Kompas.com.
Panitia Bantah Ada Kepentingan Politik
Rencana diskusi tersebut juga tersebar di media sosial dan diketahui banyak masyarakat.
Banyak beranggapan apabila diskusi itu bagian dari usaha menjatuhkan dari pemerintah yang sah atau makar.
Dilansir oleh Kompas.com, anggapan tersebut langsung dibantah oleh Aditya.
Ia menuturkan sudah memberikan klarifikasi terkait maksud dan tujuan diadakannya diskusi itu.
Diskusi yang diselenggarakan oleh CLS UGM itu disebutkan bersifat akademis.
Aditya menyampaikan tidak ada unsur kepentingan politik siapapun dan apapun.
"Seperti klarifikasi yang sudah kami sampaikan, bahwa kami bersifat akademis," jelas Aditya dikutip dari Kompas.com.
"Tidak berkaitan oleh politik manapun atau agenda politik manapun," imbuhnya.
Panitia Diskusi Sepakat Acara Dibatalkan
Sebelum adanya pembatalan secara resmi, panitia melakukan koordinasi dengan pembicara.
Masih dilansir Kompas.com, akhirnya panitia memutuskan untuk membatalkan diskusi.
Keputusan ini diambil karena mempertimbangkan berbagai poin.
Yakni seperti situasi dan kondisi yang dirasa sudah tidak mendukung.
Terlebih ada panitia yang sempat mendapatkan ancaman terkait penyelenggaraan diskusi.
Namun Aditya tidak mengungkapkan dengan detail perihal ancaman yang didapat.
"Ini kesepakatan dari pembicara dan penyelenggara, karena memang kondisinya semakin tidak kondusif," ujar Aditya dilansir Kompas.com.
"Ya sebelumnya kami mendapat tindakan semacam peretasan dan ancaman juga," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Febia Rosada, Kompas.com/Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.