Saat Konferensi Pers #PapuaLivesMatter 'Diteror' Telepon Asal Amerika
Konferensi pers virtual terkait #PapuaLivesMatter yang di gelar oleh Amnesty Internasional Indonesia mengalami teror telepon asal Amerika Serikat
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Johnson Simanjuntak
![Saat Konferensi Pers #PapuaLivesMatter 'Diteror' Telepon Asal Amerika](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/usman-hamid-amnesty-nih4.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konferensi pers virtual terkait #PapuaLivesMatter yang di gelar oleh Amnesty Internasional Indonesia mengalami teror telepon asal Amerika Serikat.
Mulanya, Direktur Eksekutif Amnesty Internasional Indonesia Usman Hamid memaparkan bahasan yang akan disampaikan dalam konferensi pers virtual pada Jumat (5/6/2020) pukul 13.00 WIB.
Usman lalu menjabarkan sejumlah permasalahan yang terjadi di Papua.
Yakni, perkembangan terbaru kasus HAM Papua, laporan terbaru dengan judul “Civil and Political Rights’ Violations in Papua and West Papua” juga akan dibahas.
Selain itu, acara ini juga mengangkat langkah ke depan penuntasan pelanggaran HAM di Papua pasca putusan bersalah PTUN Jakarta terhadap Presiden dan Menkominfo Indonesia dalam kasus pemblokiran internet di sana.
Baca: Kata Amnesty soal Vonis Lutfi: Harusnya Tunggu Hasil Pemeriksaan Dugaan Penyiksaan
Lalu, moderator meminta Yuliana S Yabansabra dari Elsham Papua untuk memberikan tanggapan tekait sejumlah permasalahan di Papua.
Namun, Yuliana mengaku mendapat teror telepon yang bertubi-tubi dari nomor yang tak dikenal.
"Mohon maaf saya tidak bisa mendengat jelas, karena tadi ada telepon yang terus menerus," kata Yuliana.
Usman pun menujukkan ponselnya yang juga di teror dengan telepon yang bertubi-tubi dari nomor yang tidak dikenal.
"Saya juga mendapat telepon terus dari tadi. Ini bisa dilihat. Nomornya berasala dari Amerika Serikat," ucap Usman.
Moderator lalu mengalihkan pembicaraan untuk mempersilakan Tigor G Hutapea dari Yayasan Pusaka menjabarkan presentasinya.
Nampaknya, Tigor pun mendapat teror telepon yang sama dengan Usman dan Yuliana.
Konferensi pers ini pun sempat berhenti sebentar untuk menunggu para nara sumber menyelesaikan teror telepon tersebut.
Usman pun mengatakan, bahwa teror seperti ini sudah terjadi beberapa bulan belakang ini. Bahkan, teror juga diterima oleh masyarakat, aktivis dan dosen di Papua.
"Ya saya kira ini sebenarnya sudah terjadi beberapa bulan tekakhir, banyak teman-teman Papua yang terganggu juga, aktivis-aktivis yang tergangu, dosen juga terganggu. Mereka menteror melalui teknologi, mereka menyebarkan gambar-gambar porno," kata Usman.
Usman pun menilai, teror ini merupakan cerminan bahwa apa yang dilakukan Amnesty Internasional Indonesia dan para aktivis Papua ini berada di jalan yang benar.
"Saya kira itu hanya mencerminkan apa yang kita lakukan ini memang benar. Harus kita lanjutkan untuk mempertahankan HAM masyarakat Papua," kata Usman.
Konferensi pers virtual terkait #PapuanLivesMatter pun kembalu berjalan dengan normal.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.