Pandemi Corona, Kurir Narkoba Semakin Kesulitan Lolos di Perbatasan Masuk Indonesia
Pasalnya, kurir yang mengantarkan barang-barang tersebut kerap sulit beraksi di masa pandemi.
Penulis: Igman Ibrahim
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut kasus penyelundupan narkotika yang berasa dari luar negeri melalui perbatasan dinilai semakin rendah.
Pasalnya, kurir yang mengantarkan barang-barang tersebut kerap sulit beraksi di masa pandemi.
Kepala BNN Komjen Heru Winarko mengatakan pengetatan orang ataupun barang yang masuk dari perbatasan selama pandemi membuat kurir kerap kesulitan. Sehingga, barang narkotika yang diselundupkan dari luar negeri pun sulit lolos.
"Memang narkoba boleh dikatakan sekarang ini yang dibawa perorangan akan susah masuk ke Indonesia karena perbatasan perbatasan diawasi. Di perbatasan, bukan hanya orang tetapi juga barang dan memang meningkat sekali (pengawasannya, Red), sehingga susah masuk ke Indonesia untuk kurir-kurir tersebut," kata Heru saat konfrensi pers secara daring, Jumat (12/6/2020).
Baca: BNN Gandeng Go-Jek dan Grab Untuk Awasi Peredaran Narkoba, Ini Alasannya
BNN, kata Heru, tetap melakukan penindakan hukum terhadap kurir yang akan menyeludupkan barang haram tersebut ke Indonesia. Terakhir, pihaknya menangkap kurir narkoba yang terlebih dahulu tertangkap saat akan mengirimkan ke Indonesia.
"Ada beberapa memang yang kita bisa hendel. Harusnya dikirim ke Indonesia tetapi kita bisa tangkap di sana (luar negeri, Red)," jelasnya.
Menurutnya, hal tersebut tidak terlepas dari kerja sama berbagai pihak untuk menghentikan dan mengagalkan peredaran narkoba di Indonesia. Temasuk juga bantuan aparat kepolisian dan sejumlah negara sahabat.
Diberitakan sebelumnya, pandemi virus Corona membuat peredaran narkoba juga ikut berubah caranya. Karena banyak pengguna yang tak keluar rumah, pengedar pun beralih dengan bertransaksi secara online atau daring.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN), Komjen Heru Winarko mengatakan peredaran transaksi narkoba yang dijual secara daring meningkat selama pandemi virus Corona. Peredaran tersebut meningkat 2 bulan terakhir.
"Karena sekarang meningkat lewat online termasuk kita ungkap 2 bulan belakangan ini," kata Heru dalam konfrensi pers secara daring, Jumat (12/6/2020).
Dia mengatakan paling banyak jenis narkotika yang ditangkap berupa ganja sintetis atau gorila dan sabu. Hingga beberapa bulan terakhir, pihaknya banyak mengungkap penjualan dua jenis narkotika tersebut secara online.
"Paling banyak ganja gorila dan beberapa sabu lewat online. Karena penggunanya kan di rumah saja, sehingga cara masuknya lewat online," pungkasnya.