Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wakil Ketua Komisi X Soroti Kebijakan New Normal yang Bisa Buat Orang Tua Tak Dampingi Anak

Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti kebijakan new normal yang bisa saja

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Wakil Ketua Komisi X Soroti Kebijakan New Normal yang Bisa Buat Orang Tua Tak Dampingi Anak
TRIBUN JABAR/ZELPHI
Ilustrasi - Orang tua murid SD Negeri Karangmekar Mandiri 1, Kota Cimahi membuat barisan dalam upacara menaikkan bendera di halaman sekolah mereka Jalan Amir Machmud, Kota Cimahi, Senin (16/03/2020). Hari ini mereka hanya melakukan upacara bendera dan tidak melakukan kegiatan melajar mengajar. Hal itu sesuai dengan adanya surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Surat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/56/2020 tentang menindaklanjuti WHO yang telah menetapkan status Virus Covid-19 sebagai darurat kesehatan Global yang sudah menjadi Pendemic dan Surat Edaran Gubernur Jawa Barat Nomor 400/25/UM tentang Penutupan Sementara Fasilitas Umum dan Penundaan Sementara Kegiatan Tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat. TRIBUN JABAR/zelphi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti kebijakan new normal yang bisa saja menimbulkan masalah di keluarga.

Hetifah mengatakan kebijakan new normal yang membuat orang tua harus bekerja tidak berbanding lurus dengan kebijakan new normal pendidikan yang dirasa masih lama akan diterapkan.

"Dengan perpanjangan belajar dari rumah, kalau tadi kebijakannya tidak bersamaan atau tidak in line dengan kebijakan di sektor lain itu mungkin menimbulkan masalah juga di keluarga," ujar Hetifah, dalam rapat Komisi X DPR dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Rabu (17/6/2020).

Hetifah mencontohkan jika ada sebuah keluarga yang memiliki anak-anak di usia sekolah ataupun balita, maka mereka akan kesulitan mendampingi atau mengawasi anak-anaknya.

Baca: Pimpinan DPR Sarankan Pembukaan Sekolah di Zona Hijau Ditunda

Baca: Soal Pembukaan Sekolah di Zona Hijau, Orangtua Dilibatkan Saat Melaksanakan Protokol Kesehatan

Baca: Survei FSGI: 55,1 Persen Sekolah Belum Siap Dibuka

Alasannya para orang tua harus kembali bekerja di bawah kebijakan new normal, sementara new normal pendidikan belum akan diterapkan dalam waktu dekat.

Menurut politikus Golkar tersebut yang paling penting untuk ke depannya adalah bagaimana meningkatkan daya tahan dan daya adaptasi.

Berita Rekomendasi

Selain itu juga kemampuan tiap-tiap keluarga untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan ketersengsaraan yang mungkin dihadapi selama beberapa bulan ini akibat pandemi.

Salah satu caranya adalah dengan para orang tua tetap mendampingi dan mengawasi anak-anak di masa tumbuh kembangnya terutama di tengah pandemi.

"Maksud kami jika sekarang ada keluarga yang memiliki anak-anak di usia sekolah, apa lagi balita, mereka sudah harus bekerja dan memasuki era new normal di luar rumahnya, sementara new normal di pendidikan masih lama. Jadi akan ada kemungkinan sebagian dari anak-anak kita tidak terawasi atau tidak bisa didampingi," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas