Wakil Ketua Komisi X Soroti Kebijakan New Normal yang Bisa Buat Orang Tua Tak Dampingi Anak
Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti kebijakan new normal yang bisa saja
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Hetifah Sjaifudian menyoroti kebijakan new normal yang bisa saja menimbulkan masalah di keluarga.
Hetifah mengatakan kebijakan new normal yang membuat orang tua harus bekerja tidak berbanding lurus dengan kebijakan new normal pendidikan yang dirasa masih lama akan diterapkan.
"Dengan perpanjangan belajar dari rumah, kalau tadi kebijakannya tidak bersamaan atau tidak in line dengan kebijakan di sektor lain itu mungkin menimbulkan masalah juga di keluarga," ujar Hetifah, dalam rapat Komisi X DPR dengan Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Doni Monardo, Rabu (17/6/2020).
Hetifah mencontohkan jika ada sebuah keluarga yang memiliki anak-anak di usia sekolah ataupun balita, maka mereka akan kesulitan mendampingi atau mengawasi anak-anaknya.
Baca: Pimpinan DPR Sarankan Pembukaan Sekolah di Zona Hijau Ditunda
Baca: Soal Pembukaan Sekolah di Zona Hijau, Orangtua Dilibatkan Saat Melaksanakan Protokol Kesehatan
Baca: Survei FSGI: 55,1 Persen Sekolah Belum Siap Dibuka
Alasannya para orang tua harus kembali bekerja di bawah kebijakan new normal, sementara new normal pendidikan belum akan diterapkan dalam waktu dekat.
Menurut politikus Golkar tersebut yang paling penting untuk ke depannya adalah bagaimana meningkatkan daya tahan dan daya adaptasi.
Selain itu juga kemampuan tiap-tiap keluarga untuk bisa bangkit dari keterpurukan dan ketersengsaraan yang mungkin dihadapi selama beberapa bulan ini akibat pandemi.
Salah satu caranya adalah dengan para orang tua tetap mendampingi dan mengawasi anak-anak di masa tumbuh kembangnya terutama di tengah pandemi.
"Maksud kami jika sekarang ada keluarga yang memiliki anak-anak di usia sekolah, apa lagi balita, mereka sudah harus bekerja dan memasuki era new normal di luar rumahnya, sementara new normal di pendidikan masih lama. Jadi akan ada kemungkinan sebagian dari anak-anak kita tidak terawasi atau tidak bisa didampingi," ungkapnya.