Anies Baswedan: Proses Belajar Jarak Jauh untuk Jenjang Dasar Tidak Sederhana
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui proses pembelajaran jarak jauh punya tantangannya tersendiri.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengakui proses pembelajaran jarak jauh punya tantangannya tersendiri.
Hal paling terasa yaitu soal pendampingan dalam proses belajar jarak jauh.
Menurutnya makin rendah jenjang pendidikan siswa yang menjalani belajar jarak jauh, makin sulit pula pendampingannya, begitu pula sebaliknya.
Sebab, dalam proses belajar jarak jauh memanfaatkan teknologi sebagai jembatan antara pengajar dan mereka yang diajarkan.
Baca: Komisi X DPR: Tahun Ajaran Baru Tetap Belajar Jarak Jauh
"Harus dipikirkan secara serius pendampingan jarak jauh. Karena pembelajaran jarak jauh itu dibutuhkan kedisiplinan diri yang intensif. Dan itu bukan sesuatu yang sederhana ketika jenjang pendidikannya adalah jenjang dasar," ungkap Anies Baswedan dalam diskusi virtual, Kamis (25/6/2020).
"Jadi makin tinggi jenjang pendidikan, makin mudah memanfaatkan teknologi. Makin dasar, makin menantang kalau pakai teknologi," lanjut dia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan ini juga menyoroti soal kesiapan aspek guru dan kurikulum dalam pembelajaran jarak jauh di masa pandemi Covid-19.
Baca: Anies: Manfaatkan Momentum Pandemi Dengan Kembangkan Teknik Belajar Jarak Jauh
Dirinya menegaskan jika kedua hal itu tidak disiapkan dengan baik, maka beban bagi siswa akan semakin berat.
"Ketika itu tidak disiapkan dengan baik ada kencenderungan beban kepada siswa meningkat secara signifikan," kata Anies Baswedan.
Sehingga menurutnya semua pihak termasuk Pemprov DKI tidak bisa langsung memutuskan bagaimana proses pembelajaran ke depan.
Baca: Imbas Corona, Pemprov Sulut Kolaborasi dengan GreatEdu Sosialisasikan Belajar Jarak Jauh
Pihaknya akan lebih dulu menimbang hal apa yang bisa menguntungkan ketika menggunakan teknologi, dan hal apa yang menjadi repot saat teknologi dipakai.
"Kita tidak bisa begitu saja mengatakan hal apa yang bisa digunakan dan hal apa yang tidak, hal apa yang untung dan hal apa yang justru repot ketika menggunakan teknologi," kata dia.
Sebagaimana diketahui, Pemprov DKI meniadakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah usai Jakarta menetapkan status tanggap darurat Covid-19.
Tepatnya tanggal 14 Maret 2020, KBM di sekolah resmi ditiadakan dan diganti dengan belajar mengajar dari rumah. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan hanya akan membuka sekolah jika kondisi dan situasi pandemi Covid-19 di ibu kota sudah aman terkendali.
"Karena itu kami selalu mengatakan bahwa lebih baik aman, lebih baik berhati-hati, daripada menyesal di kemudian hari," kata dia, Selasa (16/6/2020).