Aplikasi SIGAP SPN Polda Metro Jaya Jurus Jitu Dongkrak Kualitas SDM Polri
Setiap tahunnya tidak kurang dari 500 hingga 1.000 siswa menjalani pendidikan dan penggemblengan sebagai calon bintara Polda Metro Jaya di SPN Lido.
Editor: Dewi Agustina
Selama ini diungkapkan Andi, penilaian kinerja tenaga pendidik, pengasuh maupun siswa calon bintara Polri dilakukan secara konvensional atau tidak berbasis teknologi sehingga perlu beralih melalui sistem digital.
Baca: Polda Metro Jaya Turunkan Pasukan, Gerebek Kediaman John Kei di Perumahan Titian Indah Bekasi
Baca: Hasil Prarekonstruksi, Polda Metro Jaya: Jelas Ada Perintah dari John Kei untuk Bunuh Nus Kei
Solusi Masalah Pembelajaran SPN
Berdasarkan hasil pengamatan, Aloysius mengemukakan perlu mengatasi persoalan pada sistem pembelajaran di SPN Polda Metro Jaya, antara lain peningkatan kapasitas tenaga pendidik, perbaikan sarana prasarana, dan pembuatan aplikasi berbasis teknologi SIGAP.
Dikatakan Aloysius, program aplikasi SIGAP berbasis digital yang memiliki prinsip "Simplifying Interacting Evaluating".
Tim perumus SPN menyimpulkan prinsip simplifying bersifat mobile dengan basis Android dan situs atau web sehingga memudahkan seluruh akses bagi pihak terkait pada proses pembelajaran di SPN.
Prinsip interacting mendasari kemampuan interaksi siswa, tenaga pendidik, dan pengasuh dalam proses belajar mengajar dengan hasil lebih berkualitas.
Kemudian evaluating bertujuan mengukur serta memacu kinerja komponen siswa, tenaga pendidik maupun pengasuh secara efektif dan Efisien.
Pemanfaatan teknologi pada proses belajar mengajar berbasis teknologi itu dapat berkelanjutan dan lebih berkualitas, serta selaras dengan program sistem informasi pendidikan dan latihan (SIPL) Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Lemdiklat) Polri, sehingga menjamin terlaksananya program pendididikan sesuai kurikulum dan aturan yang berlaku guna tercapainya kualitas Brigadir Polisi sesuai profil kelulusan yang diharapkan.
"Dalam menginput nilai yang dihasilkan melalui proses yang terukur dan transparan," ujar Aloysius.
Andi menambahkan tim telah merancang aplikasi SIGAP sebagai solusi mengatasi permasalahan pembelajaran di SPN melalui pembagian tugas tenaga pendidik untuk menghindari kelas kosong dan mempermudah menyusun jadwal mengajar.
Selanjutnya, terdapat forum diskusi, meminimalisir kelalaian siswa yang tidak menyimak dalam proses belajar mengajar di dalam kelas.
"Sehingga siswa yang tidak paham dalam mata pelajaran dapat melakukan diskusi forum dengan tenaga pendidik siswa lainnya," ungkap Andi.
Lalu, ada menu bahan mengajar dari tenaga pendidik berbasis digitalisasi, kuesioner sistem untuk menilai tenaga pendidik pada sistem aplikasi SIGAP.
Aplikasi itu juga memuat halaman tugas dilengkapi sistem notifikasi dan jadwal terakhir pengumpulan tugas untuk mengingat siswa mengenai bahan pelajaran yang akan dipelajari.