Kinerja Menteri Dilaporkan Membaik Setelah Jokowi Marah dan Ancam Reshuffle
Kata Pratikno, teguran itu ditunjukan dengan kerja-kerja cepat da terukur sesuai instruksi Presiden.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Sekretariat Negara (Mensesneg) Praktikno mengatakan, jajaran menteri kabinet Indonesia Maju terus menunjukan pengingat kinerja dalam waktu belakang itu.
Menurut Pratikno, hal itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang sempat meminta para pembantunya itu bekerja cepat dalam menghadapi krisis ditengah pandemi Covid-19.
Terlebih, Presiden telah mengeluarkan peryataan siap melakukan pembubaran lembaga maupun melakukan reshuffle kabinet jika tak ada peningkatan kerja dalam waktu dekat.
"Tapi dalam waktu yang relatif singkat kita melihat progress yang luar biasa di kementerian/lembaga antara lain bisa dilihat dari serapan anggaran yang meningkat, program-program yang sudah mulai berjalan," lata Pratikno di Gedung Utama Kantor Mensesneg, Jakarta, Senin (6/7/2020).
Pratikno menyebut, peningkatan kinerja para lembaga/kementerian ini menunjukan bahwa teguran Presiden Jokowi memiliki arti yang kuat.
Sehingga, lanjut Pratikno, teguran itu ditunjukan dengan kerja-kerja cepat da terukur sesuai instruksi Presiden.
"Artinya teguran keras tersebut punya arti yang signifikan. Teguran keras tersebut dilaksanakan secara cepat oleh kabinet. ini progres yang bagus," ucap Pratikno.
Selain menegur, Jokowi dalam video yang beredar mengaku jengkel dan marah.
Lebih lanjut, Pratikno mengatakan, dilihat dari kinerja para menteri tersebut, tak pantas jika dilakukan reshuffle kabinet dalam waktu dekat ini.
"Jadi kalau progresnya bagus, ngapain direshuffle. gitu. intinya begitu," jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal reshuffle saat rapat kabinet paripurna di hadapan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada 18 Juni 2020, lalu.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengutarakan rasa kecewanya terhadap kinerja para menteri yang dinilai tidak memiliki progres kerja yang signifikan.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).
Lebih lanjut, Presiden mengajak para menteri ikut merasakan pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang menimpa Indonesia saat di tengah pandemi Covid-19.
Jokowi menilai, hingga saat ini diperlukan kerja-kerja cepat dalam menyelesaikan masalah yang ada.
Terlebih, Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) menyampaikan, bahwa 1-2 hari lalu growth pertumbuhan ekonomi dunia terkontraksi 6, bisa sampai ke 7,6 persen. 6-7,6 persen minusnya. Lalu, Bank Dunia menyampaikan bisa minus 5 persen.
"Kita harus ngerti ini. Jangan biasa-biasa saja, jangan linear, jangan menganggap ini normal. Bahaya sekali kita. Saya lihat masih banyak kita yang menganggap ini normal," ucap Jokowi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.