Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

KPAI Ungkap Keterlibatan Anak-anak Dalam Apel Ganyang Komunis

Berdasarkan pemantauan KPAI terjadi pelibatan anak-anak dalam aksi yang berlangsung di Jakarta dan Tanggerang.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in KPAI Ungkap Keterlibatan Anak-anak Dalam Apel Ganyang Komunis
Tribunjabar.id/M Nandri Prilatama
Ribuan orang dari berbagai organisasi berbasis Islam di Purwakarta menggerudug Kantor DPRD Purwakarta untuk menyuarakan penolakan hadirnya paham komunis, Jumat (26/6/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner KPAI bidang Hak Sipil dan Partisipasi Anak Jasra Putra mengungkapkan berdasarkan temuan pihaknya, terdapat pelibatan anak dalam Apel Ganyang Komunis.

Berdasarkan pemantauan KPAI terjadi pelibatan anak-anak dalam aksi yang berlangsung di Jakarta dan Tanggerang.

"Dari ribuan peserta yang hadir pada aksi massa di dua lokasi, 15 sampai 20 persen peserta apel akbar adalah anak anak. Artinya sudah kesekian kali anak anak terlibat aksi tanpa sanksi yang tegas," ujar Jasra melalui keterangan tertulis, Senin (6/7/2020).

Jasra mengungkapkan dalam aksi tersebut ada pelibatan bayi, anak, hingga remaja.

Dirinya menyayangkan keberadaan panitia, orator dan tokoh acara yang berada dalam keteduhan panggung dan anak anak dalam terik panas.

Baca: Massa Gelar Apel Siaga Ganyang Komunis di Lapangan Ahmad Yani Kebayoran Lama

Baca: Ribuan Orang Demo DPRD Purwakarta Tolak Paham Komunis dan RUU HIP

Selain itu, Jasra menyoroti minimnya kepatuhan terhadap protokol kesehatan dalam aksi tersebut. Hasil temuan KPAI menyebutkan banyak orang tua dan balita yang tidak mengenakan masker dalam aksi tersebut.

"Situasi PSBB DKI Jakarta yang harusnya dapat berjaga jarak juga tidak bisa dipatuhi peserta aksi. Karena memang juga tidak mungkin dengan kepadatan ribuan peserta aksi. Artinya kepatuhan protokol kesehatan sangat minim," kata Jasra.

Berita Rekomendasi

Dalam aksi tersebut, menurut Jasra banyak ujaran perkataan perkataan keras yang terlontar bahkan mengarah kepada kebencian sesama. Menurutnya hal tersebut dapat memberikan dampak buruk terhadap perkembangan jiwa anak-anak.

"Yang tentu memberi dampak buruk kepada perkembangan jiwa anak anak ke depan. Apalagi kalau terus tumbuh subur di komunitasnya atau aksi aksi berikutnya. Tanpa penjelasan dan pendampingan," ungkap Jasra.

Ada juga anak anak kecil yang tetap bermain di tengah aksi tersebut, karena itu kebutuhan seusianya. Menurut Jasra para anak-anak sama sekali tidak terfokus pada aksi siang itu.

Bahkan KPAI juga menemukan anak-anak yang merokok dan berbagi hisapan dalam aksi tersebut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas