Setelah Laut China Selatan, Sungai Mekong Diprediksi Jadi Arena Baru dalam Konflik AS-China
AS dan China masing-masing menggembar-gemborkan laporan yang berbeda tentang apakah 11 bendungan China di sungai merugikan negara-negara di hilir.
Editor: Melia Istighfaroh
TRIBUNNEWS.COM - Belakangan ini Amerika Serikat (AS) dan China memanas di Laut China Selatan karena aksi provokatif dan klaim atas wilayah tersebut.
Menyusul Laut China Selatan, Sungai Mekong diprediksi akan menjadi arena baru dalam konflik China dengan (AS).
China menyalip AS dalam pengeluaran dan pengaruhnya terhadap negara-negara hilir berkat kekuasaannya atas perairan Sungai Mekong, kata para aktivis lingkungan dan sejumlah pejabat.
Reuters melaporkan bahwa ini adalah konfrontasi ketika pemerintahan Donald Trump yang mempertahankan dana untuk program lingkungan dan pengembangan saat era Barack Obama di hulu Mekong Bawah, mulai kehilangan arah.
Konflik kedua negara baru-baru ini pindah ke ranah sains.
Pemerintah AS dan China masing-masing menggembar-gemborkan laporan yang berbeda tentang apakah 11 bendungan China di sungai merugikan negara-negara di hilir.
Bendungan-bendungan China telah memberinya kendali luas atas perairan yang mengalir ke Laos, Myanmar, Thailand, Kamboja, dan Vietnam, yang telah lama bergantung pada sungai untuk pertanian, perikanan, dan semakin banyak untuk tenaga air di Laos.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.