Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

Seratus Tahun PK Ojong Pendiri Kompas Gramedia (4-Habis): Manusia Autentik dan Bonafide

Selain humaniora, sewaktu menjadi pemimpin umum Kompas Gramedia PK Ojong pun berusaha memahami manajemen dan ilmu hitung-hitungan.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Seratus Tahun PK Ojong Pendiri Kompas Gramedia (4-Habis): Manusia Autentik dan Bonafide
KOMPAS/Arsip
Foto dokumentasi wartawan sekaligus pendiri Harian Kompas Petrus Kanisius (PK) Ojong. KOMPAS 

Contoh konkretnya?

Sebagai pemimpin redaksi dan CEO, ia dapat berkomunikasi dengan seniman rendah hati maupun yang eksentrik-liar; intelektual dengan idiom-diksi khusus maupun cendekiawan dengan bahasa rakyat; politikus yang teguh pendirian maupun yang suka berayun; pengusaha yang setengah hitam maupun yang setengah putih, dan sebagainya.

Apa pendirian atau pemihakan mereka?

Ini bukannya ia tak punya pendirian ataupun pemihakan. Hanya, bagaikan seorang coach, ia berusaha memahami orang dengan berbagai sudut pandang dan bermacam tingkah laku. Sepertinya ia tak ingin terjebak dalam dikotomi sederhana hitam-putih.

Baca: Gunawan Mohamad Mengenang 100 Tahun PK Ojong: Sederhana, Pekerja Keras dan Mengedepankan Kesetaraan

Untuk sejumlah hal, ia melihat kebenaran itu masalah derajat saja (truth is a matter of degree), lebih benar atau kurang benar. Moderasi. Namun, ini bukannya berarti tidak ada yang sepenuhnya salah.

Tentu saja ada, seperti kejahatan terhadap kemanusiaan atau korupsi, misalnya. Berhubung sifatnya yang semacam itu, ia mudah diterima di berbagai kalangan masyarakat.

Sengaja atau tak sengaja, ia ditempatkan sebagai juru damai untuk berbagai persoalan, tentunya juga di internal.

Berita Rekomendasi

Dalam Neuro Linguistic Programming (NLP) yang merupakan psikologi terapan dikenal istilah meta programming.

Maknanya ada semacam filter persepsi yang menyaring informasi yang masuk ke dalam individu, mengolahnya di bagian ketidaksadaran dan kemudian program memberi signal bagaimana bereaksi.

Demikian dikenal di ujung satu optimistis, di ujung lain-nya pesimistis; di ujung satu introvert, di ujung lainnya extrovert; di ujung satu berfikir global, di ujung lainnya detail, dan sebagainya.

Berhubung Jakob Oetama mempunyai meta program lebar, jembar, maka ia tak terpaku di salah satu ujungnya. Ia bergerak luwes ke sana kemari, mengadaptasi dengan ketepatan situasi dan konteksnya. (tribunnetwork/cep)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas