Seratus Tahun PK Ojong Pendiri Kompas Gramedia (4-Habis): Manusia Autentik dan Bonafide
Selain humaniora, sewaktu menjadi pemimpin umum Kompas Gramedia PK Ojong pun berusaha memahami manajemen dan ilmu hitung-hitungan.
Editor: Dewi Agustina
Bentara Budaya didirikan dengan mengemban misi dari PK Ojong, bahwa KG jangan cuma menulis soal budayawan melalui medianya, tetapi hendaknya juga membeli karya-karyanya.
Sebagai pimpinan perusahaan, PK Ojong tak menolak saat ditawari makan dan diajak makan bersama oleh karyawan biasa.
Sambil makan, PK Ojong senantiasa memberi dukungan dan apresiasi bagi karyawan atas kinerja mereka.
Ia sering datang ke percetakan pada malam hari atau ke redaksi untuk menyapa langsung karyawan di lapangan, dari kalangan pesuruh sampai pimpinan yang ditemui.
Bagi Ojong, manusia adalah aset bagi kemajuan perusahaan.
Di mata Indra Gunawan, yang pernah menjabat redaktur Harian Kompas yang kemudian didapuk menjadi Wakil Direktur Utama Kompas Gramedia 1992-2004, Pk Ojong merupakan manusia autentik dan bonafide.
Bagaimana Anda melihat sosok PK Ojong?
Di mata saya setelah menapis dari sekian karakteristik yang mengemuka, PK Ojong sebagai manusia Bonafide. Maksudnya, PK Ojong adalah orang yang dapat dipercaya, jujur, dan tulus.
Satunya kata dengan perbuatan dengan nilai-nilai yang dianutnya. Tak ada persilangan di antara ketiganya yang kini menjadi mode zamannya.
Apakah ini sama dengan Integritas?
Ya, ada persamaan. Namun, bonafide itu mempunyai nilai tambahnya sendiri. Di samping jujur, tulus, dan bisa dipercaya, ia juga memiliki kepiawaian, kebolehan dalam mencapai tujuan bersama.
Ia seorang achiever, penggapai prestasi, yang belum tentu dimiliki tiap orang yang punya integritas.
Apakah ia seorang yang autentik?
Dalam segala hal ia berusaha asli, tidak dibuat-buat, sesuai panggilan hati, itu memang benar. Pada mulanya seorang guru, kemudian wartawan, dan setelah menjadi direktur utama, ia tetap ingin membagikan kearifan, pengetahuan, dan pengalamannya ke publik.