Lebanon Terancam Alami Krisis Pangan Akibat Ledakan di Beirut, Stok Gandum Tak Cukup Untuk Sebulan
Ledakan dasyat di pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020), juga berdampak terhadap keamanan pangan untuk beberapa waktu mendatang.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Hal itu disampaikan Tamara Al-Rifai, juru bicara lembaga pengungsi Palestina UNRWA, kepada Reuters dari Amman.
Hattit menambahkan cadangan tepung terigu cukup untuk menutupi kebutuhan pasar selama setengah bulan.
"Dan ada empat kapal kargo yang membawa 28.000 ton gandum menuju Lebanon," jelas Hattit, kepada Surat Kabar Al-Akhbar, seperti dilansir Reuters.
Sementar itu, Perancis, Turki, dan negara-negara Teluk menawarkan bantuan untuk Lebanon setelah ledakan di sebuah gudang di Beirut yang menewaskan sedikitnya 100 orang dan korban luka hampir 4.000 orang.
Berikut rincian tawaran bantuan internasional untuk Lebanon:
1. Perancis
Kantor Presiden Emmanuel Macron mengatakan Perancis akan mengirim 55 personel keamanan ke Lebanon dan 6 ton peralatan kesehatan.
Sementara sekitar 10 dokter darurat juga akan terbang ke Beirut.
"Perancis selalu berada di sisi Lebanon dan rakyat Lebanon. Kami siap membantu tergantung pada kebutuhan yang diungkapkan oleh pemerintah Lebanon," ujar Menteri Luar Negeri Jean-Yves Le Drian, seperti dilansir Reuters, Rabu (5/8/2020).
2. Turki
Yayasan bantuan kemanusiaan Turki (IHH) membantu dalam mencari korban selamat, menggali puing-puing untuk mencari korban yang masih tertimbun dan merawat korban luka-luka.
"Kelompok ini juga telah membuka dapur umum di sebuah kamp pengungsi Palestina untuk mengantarkan makanan kepada mereka yang membutuhkan," kata Mustafa Ozbek, seorang pejabat IHH yang berbasis di Istanbul.
"Kami menyediakan bantuan yakni satu ambulans untuk mengevakuasi pasien. Kami dapat memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit," katanya.
3. Kuwait