Ridwan Kamil Jadi Relawan Vaksin Covid-19: Bukan Kelinci Percobaan
Sebagai relawan vaksin Covid-19, Ridwan Kamil sebut akan disuntikkan virus yang dimatikan dan membantah bukan jadi kelinci percobaan.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengungkapkan soal vaksin Covid-19 dan dirinya yang mendaftar sebagai relawan uji klinis.
Hal tersebut disampaikan dalam video yang diunggah di kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Rabu (12/8/2020).
Ridwan Kamil menjelaskan, vaksin yang akan diuji memiliki tiga tipe.
Baca: Begini Tanggapan WHO Soal Vaksin Virus Corona Milik Rusia
Tipe pertama, vaksin yang berasal dari badan virus itu sendiri dan ini tidak akan digunakan.
Kemudian juga ada tipe dua, yang merupakan virus yang dilemahkan.
Vaksin tipe dua juga tidak akan digunakan karena dinilai terlalu rawan.
"Virus ini vaksinnya terbagi tiga tipe, mengambil bagian badan virus dari virusnya itu tipe satu tidak dipakai."
"Pakai virus yang dilemahkan, tipe dua kita tidak pakai terlalu rawan," terang Ridwan Kamil.
Tipe vaksin ketiga adalah virus yang dimatikan.
Inilah yang akan disuntikkan kepada relawan, termasuk Ridwan Kamil yang turut mendaftar sebagai relawan dalam uji vaksin Covid-19 di Bandung, Jawa Barat.
Meski demikian, Ridwan Kamil mengatakan, tipe vaksin tiga juga memiliki kelemahan tersendiri.
Sebab, penggunaan vaksin tipe tiga di setiap satu orang harus disuntikkan sebanyak dua kali.
Baca: Uji Klinis Tahap III di Indonesia, Sinovac Ungkap Efek Klinis yang Terjadi pada Fase Sebelumnya
Baca: Media Rusia Jawab Sikap Negatif Media Besar AS dan Inggris Terkait Vaksin Sputnik V
"Saya akan dites dan disuntikkan virus tipe tiga, virus yang dimatikan."
"Nah virus dimatikan ini kelemahannya harus dua kali suntik," jelas Ridwan Kamil.
Sehingga, bisa diperkirakan kebutuhan vaksin yang harus diproduksi untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Menurut Ridwan Kamilm permasalahan tersebut menjadi tanggung jawab baru pemerintah dalam menyebarkan vaksin.
Ridwan Kamil menuturkan, dibutuhkan manajemen logistik saat memberikan vaksin Covid-19 itu ke masyarakat.
"Jadi bisa dibayangkan sejumlah penduduk Indonesia dikali dua kali," tutur Ridwan Kamil.
"Itulah PR terbesar selain produksi adalah manajemen logistik bagaimana memberikan kepada masyarakat," imbuhnya.
Untuk urusan itu, Ridwan Kamil sudah berbicara dengan Presiden RI, Joko Widodo.
Jokowi setuju apabila saat pemberian vaksin ke masyarakat akan melibatkan anggota TNI dan Polri.
"Jadi presiden sudah menyetujui nanti TNI-Polri akan dilibatkan dalam pemberian vaksin jika sudah tiba," ujar Ridwan Kamil.
Dalam mendaftar sebagai relawan vaksin Covid-19, Ridwan Kamil mengaku tak sendiri.
Baca: Cerita Driver Ojol Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 setelah 24 Jam Disuntik, Rasakan Kantuk Hebat
Baca: Vaksin Antivirus Corona Sputnik V Buatan Rusia Dua Minggu Lagi Siap Dipakai
Kapolda Jabar, Irjen Rudy Sufahriadi dan Pangdam III Siliwangi, Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto juga ikut.
Ketiganya tak serta merta begitu saja ketika memutuskan untuk mendaftar sebagai relawan vaksin Covid-19.
Ridwan Kamil ingin menunjukkan bahwa uji klinis dari vaksin bukanlah bagian dari kelinci percobaan.
Sehingga, tak ada pemikiran bahwa pemerintah menggunakan rakyat sebagai kelinci percobaan dalam uji vaksin.
"Saya sendiri mendaftarkan diri sebagai relawan bersama Kapolda dan Pangdam, semata-mata untuk menunjukkan gestur bahwa pengetesan ini bukan kelinci percobaan."
"Jadi ada bahasa 'pemimpinnya aja takut, jadi rakyat dijadikan kelinci percobaan' saya kira nggak begitulah," ungkap Ridwan Kamil.
Ridwan Kamil menuturkan, untuk melihat masalah pandemi Covid-19, terdapat tiga sudut pandang.
Tiga tersebut yakni dari sisi politik, ilmiah, hingga kemanusiaan.
"Kalau melihat Covid ini memang ada tiga kacamata, mau pakai kacamata politik marah-marah isinya."
"Kalau pakai kacamata ilmiah kita cari solusi, kalau dari kemanusiaan kita kegotongroyongan," tandas Ridwan Kamil.
Baca: Presiden Rusia Klaim Negaranya Telah Ciptakan Vaksin Covid-19, Ilmuwan: Keputusan Ceroboh & Bodoh
Baca: Erick Thohir Sebut Bio Farma Sanggup Produksi Vaksin Covid-19, Tinggal Tunggu Uji Klinis
Vaksin yang akan diujikan beberapa waktu ke depan berasal dari China.
Padahal, terdapat empat vaksin Covid-19 yang telah ada di Indonesia, seperti dari Korea, Inggris, serta Indonesia sendiri yakni vaksin merah putih.
Akan tetapi, ketiga vaksin tersebut belum menjalani uji klinis tahap satu dan dua.
Jadi, yang akan diujikan adalah vaksin Sinovac karena sudah selesai beberapa tahap.
"Jadi ada empat vaksin yang kami tahu, dari Tiongkok, Korea, Inggris, dan Indonesia," ucap Ridwan Kamil.
"Tapi yang dari Korea, Inggris, Indonesia belum selesai tahap satu tahap duanya."
"Yang sudah selesai dari empat negara ini adalan dari Sinovac," tambahnya.
Vaksin Sinovac sudah beberapa kali menjalani uji klinis karena memang datang lebih dulu.
Pasalnya China menjadi sumber pertama adanya virus Covid-19 dan langsung melakukan riset.
"Yang memang suka bikin kerja sama dengan Bio Farma di vaksin-vaksin yang lain."
"Dan mereka mendahului karena kasusnya Covid Tiongkok 'kan duluan maka proses risetnya duluan," pungkas Ridwan Kamil.
(Tribunnews.com/Febia Rosada)