Sabam Sirait: Indonesia Tak Boleh Kalah dengan Bangsa-bangsa Lain
Anggota DPD RI Sabam Sirait mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo terkait dengan dana desa.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Di Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Ke-75 RI, senator dari daerah pemilihan DKI Jakarta Sabam Sirait mendorong agar Indonesia terus membangkitkan kembali pertanian dan semua sektor dengan cara-cara yang semakin modern.
Sebab pertanian, terutama di bidang rempah-rempah, merupakan salah satu keunggulan Indonesia yang bisa menjadi jalan menuju kemakmuran.
Demikian dikatakan Sabam Sirait, yang juga anggota MPR RI paling senior ini, saat dimintai tanggapannya terkait dengan HUT Kemerdekaan RI.
Sabam pun mengingatkan bahwa di antara motif negara-negara lain seperti Portugis, Spanyol dan Belanda datang ke Nusantara adalah karena mau mengambil hasil-hasil pertanian dan rempah-rempah Indonesia yang sangat kaya dengan kualitas tinggi.
Baca: Ada Gambar Pakaian Adat di Uang Baru Edisi Khusus Kemerdekaan Rp 75.000, Ini Penjelasannya
Mereka pun kemudian menjajah hingga ratusan tahun.
"Rempah-rempah Indonesia harus kembali ditanam. Tanah Indonesia tak boleh jadi pabrik semua. Dengan rempah-rempah juga rakyat Indonesia bisa makmur kalau diurus dengan serius. dan harus diurus dengan cara-cara yang modern. Kita tak boleh kalah dengan bangsa-bangsa lain. Minimal kita harus sejajar dengan mereka," kata Sabam Sirait, Sabtu (22/8/2020).
Sabam yang juga mantan anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) ini mengapresiasi kebijakan Presiden Joko Widodo terkait dengan dana desa.
Sebab di sejumlah daerah dana desa ini membangkitkan anak-anak muda di desa untuk menghidupkan pertanian dan peternakan dengan cara-cara yang semakin modern.
"Anak-anak muda Indonesia banggalah menjadi petani," ungkap Sabam,
Mantan anggota DPR yang bersejarah melakukan interupsi di era Orde Baru ketika hampir semua orang satu suara dengan pemerintah tersebut juga menekankan bahwa kemerdekaan Indonesia diraih dengan persatuan dan kesatuan.
Tanah persatuan dan kesatuan Indonesia sulit lepas dari penjajahan bangsa lain.
"Makanya penjajah berusaha terus melakukan politik divide et impera. Makanya jangan mau diadu domba. Terus perkokoh persatuan. Berbeda-beda namun kita satu sebagai bangsa Indonesia. Itulah kekuatan kita," ungkap Sabam.
"Kalau kita baca pidato dan seruan Bung Karno, maka yang lebih banyak adalah kata-kata persatuan. Kita bersatu dan kita rukun maka Indonesia akan kuat," ungkap Sabam
Penerima Bintang Mahaputra Utama dari Negara ini mengingatkan bahwa tak semua negara lain suka dengan kemerdekaan Indonesia. Pasti ada yang tidak suka dan masih punya niat menjajah Indonesia dengan gaya dan cara baru.
"Bung Karno mengatakan, awas nekolim. Neo-kolonialisme dan neo-imperialisme. Makanya jangan berleha-leha dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekan itu," demikian Sabam.