Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pinhantanas: Kalau Industri Pertahanan Swasta Tidak Dirawat, Asing Bisa Menguasai

Indonesia mempunya 116 industri pertahanan swasta ambil resiko untuk mau jadi industri pertahanan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pinhantanas: Kalau Industri Pertahanan Swasta Tidak Dirawat, Asing Bisa Menguasai
Dok. Pindad/Kontan
Kendaraan taktis Maung produksi Pindad. Foto tidak terkait berita 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Harian Perkumpulan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) Mayjen TNI (Purn) Jan Peter Ate mengungkapkan pentingnya industri pertahanan swasta nasional.

Menurutnya saat ini terdapat 116 perusahaan industri pertahanan swasta yang telah berani mengambil resiko tinggi untuk terjun di bidang industri pertahanan yang menyaratkan padat modal.

Jika industri pertahanan swasta nasional tidak dirawat, kata Jan, maka industri pertahanan swasta asing bisa menguasai.

"Bersyukur kita punya 116 industri pertahanan swasta ambil resiko untuk mau jadi industri pertahanan. Tapi kalau kita tidak mau rawat ini, support mereka, lama-lama satu demi satu bangkrut, lalu asing yang menguasai," kata Jan dalam diskusi virtual yang digelar Jakarta Defence Studies pada Rabu (26/8/2020).

Ia menilai jumlah tersebut sangat cukup untuk dikembangkan dalam 25 tahun ke depan.

Baca: Kemlu Telusuri Aduan Penyiksaan Empat ABK WNI di Kapal China

Baca: ABG 13 Tahun Diduga Korban Salah Tangkap hingga Digilas Motor Polisi, Polda: Keterlaluan Kalau Benar

Jan mengatakan saat ini industri pertahanan swasta nasional sudah memiliki 11 klaster muai dari senjata hingga kapal perang.

Berita Rekomendasi

Meski begitu saat ini industri pertahanan swasta nasional menghadapi sejumlah permasalahan.

Permasalahan yang dihadapi industri pertahanan menurutnya antara lain minimnya perhatian pemangku kebijakan terhadap penelitian dan pengembangan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpahankam), semboyan NKRI Harga Mati tidak nampak pada keberpihakan terhadap industri pertahanan dalam negeri, dan minimnya anggaran untuk penguasaan teknologi.

"Permasalahan industri pertahanan dari perspektif kami, tidak ada blueprint dan roadmap untuk pegangan industri pertahanan," kata Jan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas