Sosok Puti Guntur Soekarno, Keponakan Megawati Disebut Calwako PDIP di Pilkada Surabaya
Inilah profil sosok Puti Guntur Soekarno, keponakan Megawati Soekarnoputri yang disebut dapat rekomendasi di Pilkada Surabaya
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Sementara dikutip dari Grid.ID, Puti memiliki fakta lain dari kehidupannya, antara lain:
Punya darah seni
Sejak SMP, Puti Guntur Soekarno aktif mengikuti kegiatan kesenian dan budaya termasuk mementaskan tari-tarian.
Ia juga seringkali mengiringi paduan suara di SMA 1 Budi Utomo Jakarta dengan memainkan piano.
Melukis juga merupakan kegiatan yang disukainya.
Sejak SMP, Puti Guntur Soekarnoaktif mengikuti kegiatan kesenian dan budaya termasuk mementaskan tari-tarian.
Masa kecil dekat dengan neneknya
Masa kecil Puti Guntur Soekarno cukup dekat dengan Fatmawati Soekarno yang selalu mengajarinya mengaji dan agar jangan meninggalkan sholat fardhu sebagai seorang muslimah.
Dari sang nenek, Puti Guntur Soekarno diajarkan hidup sederhana dan pintar mensyukuri nikmat agar hidup senantiasa bahagia.
Neneknya berangkat dari keluarga besar Muhammadiyah di Bengkulu, bahkan konon diberikan kehormatan sebagai Anggota Kehormatan KOHATI (Korps HMI-Wati seumur hidup).
Anggota Komisi X DPR RI
Puti Guntur Soekarno saat ini sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dari Daerah Pemilihan Jawa Barat X yang meliputi (Kabupaten Kuningan, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Pangandaran dan Kota Banjar) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Beredar di WhatsApp
Diberitakan Kompas.com, beredar gambar surat rekomendasi PDI-P kepada keponakan Ketum PDI-P Megawai Soekarnoputri, Puti Guntur Soekarno menjelang keputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengenai rekomendassi dalam Pilkada Kota Surabaya,
Dalam Foto surat tersebut disebutkan PDIP merekomendasikan, Puti Guntur Soekarno untuk maju menjadi bakal calon wali kota Surabaya pada Pilkada Surabaya 2020.
Foto surat itu beredar di grup-grup WhatsApp, Senin (31/8/2020) sore.
Surat berkop resmi PDI-P model B.1-KWK itu ditandatangani oleh Megawati dan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, lengkap dengan materai dan stampel logo banteng berwarna merah tertanggal 31 Agustus 2020.
Selain Puti, di surat tersebut juga berisi rekomendasi untuk Lilik Arijanto maju sebagai sebagai bakal calon wakil wali kota Surabaya.
Lilik merupakan salah satu pejabat di Pemkot Surabaya.
Sekretaris DPD PDI-P Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno saat dikonfirmasi memastikan bahwa surat yang beredar adalah palsu.
"PDI-P adalah partai yang tertib, tidak mungkin surat penting sampai beredar luas seperti itu. Surat palsu itu," kata Sri saat dikonfirmasi, Selasa (1/9/2020) pagi.
Surat rekomendasi untuk pasangan yang diusung PDI-P, kata Sri, akan diumumkan langsung oleh DPP PDI-P.
Namun dia mengaku tidak tahu kapan DPP memilih waktu untuk mengumumkannya. Dihubungi terpisah, Ketua DPC PDI-P Adi Sutarwijono enggan berkomentar banyak soal beredarnya foto surat tersebut.
"Yang pasti kami saat ini menunggu pengumuman resmi dari DPP PDI-P," ujarnya.
Ketua DPP PDI-P Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat sebelumnya pernah menjelaskan bahwa pengumuman rekomendasi untuk Pilkada Kota Surabaya dan beberapa daerah lainnya akan dilakukan sebelum 4 September atau sebelum KPU membuka pendaftaran.
Ada 19 nama yang mendaftar ke PDI-P Jawa Timur sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya.
Ke-19 nama pendaftar tersebut yakni, Dyah Katarina (anggota DPRD Surabaya), Armuji (anggota DPRD Jatim), Anugerah Ariyadi (mantan anggota DPRD Surabaya), Mega Djadja Agustjandra (pengusaha), Sutjipto Joe Angga (pengusaha), dan Chrisman Hadi (seniman).
Selanjutnya, Sri Setyo Pertiwi (pengusaha), Laksda TNI (Purn) Untung Suropati, Fandi Utomo (mantan anggota DPR RI), Warsito (mantan anggota DPRD Surabaya), Gunawan (pengusaha), Dwi Astutik (Muslimat NU), Haries Purwoko (pengusaha), dan Lia Istifhama (fatayat NU).
Ada juga nama Achmad Wahyuddin (pengusaha), Whisnu Sakti Buana (wakil wali kota Surabaya), Ony Setiawan (aktivis), Edy Tarmidy (politisi PDI-P), dan Ahmad Nawardi (anggota DPD).
Sementara itu, delapan partai, yakni PKS, PKB, PPP, Partai Nasdem, Partai Golkar, Partai Demokrat, PAN, dan Partai Gerindra sudah memastikan mendukung mantan Kapolda Jatim Machfud Arifin di Pilkada Surabaya 3020.
Baca: Giring Ganesha Siap Jadi Calon Presiden 2024: PDI-P Ingatkan Syarat, PKS Beri Apresiasi
Pengumuman DPP PDIP
DPP PDI Perjuangan (PDIP) akan mengumumkan nama bakal calon wali kota dan wakil wali kota yang akan diusung dalam Pilkada Surabaya 2020, Rabu (2/9/2020).
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto mengatakan, puncak pengumuman tersebut akan dilakukan dalam rapat DPP PDI Perjuangan yang digelar secara daring.
"Puncak pengumuman calon akan dilakukan dalam Rapat DPP PDI Perjuangan yang dinyatakan terbuka untuk umum, dan dilakukan secara daring pada tanggal 2 September 2020 pada pukul 14:00 WIB," kata Hasto melalui keterangannya, Selasa (1/9/2020).
PDI Perjuangan, kata Hasto, menempatkan Kota Surabaya sebagai panggung politik utama setelah Jakarta.
Alasannya, Surabaya bukan saja menjadi kota terbesar kedua Indonesia, melainkan juga telah menjadi best practices kota sederet prestasi.
“Surabaya sangat layak ditempatkan sebagai puncak pengumuman calon kepala daerah dan wakil kepala daerah PDI Perjuangan. Di kota inilah semangat nasionalisme dan patriotisme tumbuh subur. Di kota inilah semangat hubbul wathon minal iman berkumandang menghalau bala tentara Sekutu," ujar Hasto.
Atas dasar semangat perjuangan itu, PDI Perjuangan meyakini masyarakat Surabaya memiliki kesadaran dan semangat juang untuk menjaga Surabaya agar tidak jatuh ke tangan yang salah.
Yakni mereka yang ingin merombak tata keindahan kota, hanya karena daya gerak kekuatan modal.
"Bagaikan Pasukan Sekutu yang mencoba merampas kedaulatan NKRI dengan NICA dibelakangnya, kini pun ada kekuatan tersembunyi yang mencoba hadir dengan ‘meriam kapitalnya’ untuk merebut Surabaya. Pertimbangan mereka murni kekuasaan dan kapital," ucap Hasto.
Bagi PDI Perjuangan, lanjut Hasto, kekuasaan itu membangun peradaban. Terlebih untuk Kota Surabaya yang telah hadir sebagai laboratorium politik dimana Pancasila begitu membumi.
Hasto mengatakan, kepemimpinan Tri Rismaharini bersama seluruh jajaran birokrasi dirasakan betul kehadirannya oleh masyarakat Surabaya. Kesemuanya membentuk modal sosial sebagai benteng pertahanan rakyat agar Surabaya tidak jatuh ke tangan yang salah.
Hal itulah yang menyebabkan PDI Perjuangan begitu hati-hati dalam menentukan rekomendasinya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri pun memertimbangkan dengan seksama dalam memutuskannya.
"Sebab keputusan terhadap sosok pemimpin Surabaya tersebut berkorelasi langsung terhadap kehidupan rakyat kecil, dan juga menentukan arah masa depan Kota Surabaya yang begitu indah dan asri. Bahkan demi tanggung jawab tersebut, pengumuman Kota Surabaya pun dilakukan secara khusus," kata Hasto.
(Tribunnews.com/ Chrysnha, Chaerul Umam)(Kompas.com/Achmad Faizal)(TribunnewsWiki.com/Ahmad Nur Rosikin)(Grid.ID/Alfa Pratama)