Tiga Pengungsi Rohingya Meninggal di Penampungan Lhokseumawe, Menlu Menduga Mereka Kelelahan
Menlu menyebut berdasarkan pendataan awal, diketahui mereka berasal dari kamp di Cox’s Bazaar, Bangladesh.
Penulis: Larasati Dyah Utami
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 3 pengungsi Rohingya yang terdampar di Lhokseumawe Aceh pada tanggal 7 September 2020 lalu meninggal dunia.
Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengatakan 3 orang pengungsi tersebut diduga meninggal akibat kelelahan, penyakit beri-beri, dan kondisi tubuh yang melemah.
"Telah dilakukan swab test kepada tiga orang tersebut, dengan hasil negatif," kata Menlu dalam konferensi pers virtual, Minggu (13/9/2020).
Baca: Menlu Retno Marsudi: 296 Pengungsi Etnis Rohingya yang Tiba di Lhokseumawe Negatif Covid-19
Para pengungsi diketahui telah terombang-ambing di lautan selama 7 bulan.
Sebelumnya, Indonesia menerima kembali kedatangan 296 migran etnis Rohingya di Gampong Ujong Blang, Kota Lhokseumawe pada tanggal 7 September 2020, sekitar pukul 01.00 dini hari.
Dari 296 orang irregular migrants tersebut terdiri dari 105 orang laki-laki dan 191 orang perempuan yang mayoritas berumur di bawah 18 tahun atau sebanyak 183 orang.
Menlu menyebut berdasarkan pendataan awal, diketahui mereka berasal dari kamp di Cox’s Bazaar, Bangladesh.
Sebanyak 119 orang di antaranya mengaku telah memiliki status pengungsi dari UNHCR dan sedang diverifikasi langsung oleh UNHCR Indonesia.
"Saat ini UNHCR Indonesia sedang melakukan registrasi dan verifikasi kepada para irregular migran dan tentunya bekerja sama dengan UNCHR Bangladesh," kata Menlu.
Saat ini mereka ditampung di BLK Meunasah, Lhokseumawe, tempat yang sama yang digunakan untuk penampungan 99 pengungsi Rohingya sebelumnya.
Telah dilakukan rapid test kepada 296 pengungsi tersebut, dan seluruhnya dinyatakan non-reaktif.
"Sebagaimana telah saya sampaikan sebelumnya, keputusan kita untuk sementara menampung para pengungsi ini adalah atas dasar kemanusiaan dan mengatasi situasi darurat," kata Menlu.
Menlu telah mengangkat isu mengenai irregular migrants Rohingya di berbagai pertemuan tingkat menteri Asia.
Baca: Lokasi Penampungan akan Dibangun IGD Menyusul Meninggalnya 2 Imigran Rohingya di Lhokseumawe
Salah satu penekanan Indonesia adalah agar Pemerintah Myanmar dapat menyelesaikan permasalahan ini dari akarnya.
Indonesia mendesak upaya konkrit negara tersebut melalui repatriasi yang aman, sukarela, bermartabat dan sustainable ke tempat asal mereka di Rakhine State.