Doni Monardo : Jadikan Tenaga Kesehatan dan Rumah Sakit sebagai Benteng Terakhir Bangsa Kita
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni M menegaskan tenaga kesehatan dan rumah sakit harus jadi garda terakhir dalam upaya penanganan Covid-19.
Penulis: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perjuangan dalam penanganan pandemi Covid-19 dirasakan oleh seluruh komponen masyarakat.
Para petugas kesehatan, khususnya perawat menjadi komponen yang paling rentan pada penularan Covid-19 karena melakukan kontak langsung dengan para pasien.
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Doni Monardo menegaskan bahwa tenaga kesehatan dan rumah sakit harus menjadi garda terakhir dalam upaya penanganan Covid-19.
"Jadikan para petugas kesehatan, dokter, perawat dan rumah sakit sebagai benteng terakhir bangsa kita," tegas Doni dalam sambutannya pada acara Doa Perawat untuk Negeri "Untuk Para Pahlawan Kemanusiaan dan Seluruh Rakyat Indonesia" melalui ruang digital di Jakarta, Selasa (15/9).
Doni yang juga merupakan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau bahwa kolaborasi pentaheliks berbasis komunitas atau kerja sama seluruh komponen masyarakat harus menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19 dengan disiplin melaksanakan protokol kesehatan.
"Kolaborasi pentaheliks berbasis komunitas harus menjadi ujung tombak kita, masyarakat diharapkan menjadi garda terdepan dalam menghadapi Covid-19 sehingga tidak banyak yang jatuh sakit dan harus mendapatkan perawatan di rumah sakit," ujar Doni.
Baca: Doni Monardo: Kita Jadikan Perawat, Dokter, dan Rumah Sakit Sebagai Benteng Terakhir Bangsa
Selain itu, Doni juga kembali mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan mempersiapkan diri karena walaupun upaya penanganan Covid-19 dilakukan dengan uji coba vaksin maupun penemuan obat-obatan, namun belum ada yang dapat memprediksi kapan pandemi Covid-19 akan berakhir.
"Kita (masyarakat) harus mempersiapkan diri untuk jangka waktu yang sangat panjang. Walaupun saat ini pemerintah sedang berupaya mendapatkan vaksin yang mencukupi untuk seluruh masyarakat Indonesia dan obat yang mujarab, namun belum ada satu pun ahli atau pakar yang dapat memprediksi dan menentukan kapan pandemi ini akan berakhir," lanjut Doni.
Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) Harif Fadhillah mengungkapkan melalui kegiatan Doa Perawat untuk Negeri dapat memberikan penghormatan kepada para perawat dan petugas kesehatan yang telah gugur dalam pengabdiannya kepada bangsa serta memberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan.
"Kami berharap kegiatan ini dapat memberikan penghormatan kepada rekan-rekan yang telah gugur serta memberikan kekuatan bagi keluarga yang ditinggalkan. Kami juga mohon doa dan dukungan bagi perawat dan petugas kesehatan yang masih bertugas dan tegar melayani masyarakat semoga terhindar dari paparan Covid-19," ungkap Harif dalam sambutannya melalui ruang digital.
Baca: Perawat Curhat di Depan Jokowi, Gajinya Dipotong Tiap Bulan
Selanjutnya, Harif mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mendoakan Indonesia agar persatuan bangsa tetap kuat dan bersungguh-sungguh dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan para petugas kesehatan tetap dapat terlindungi dalam menjalani tugas profesinya.
Satu ahli waris dari perawat yang gugur dalam tugas penanganan Covid-19, Muslihah, yang merupakan istri alm. Zaenal Khabib dari Jawa Timur menghaturkan rasa syukur dan terima kasih kepada pemerintah Indonesia atas perhatian dan dukungan yang selalu diberikan kepada keluarga dari para petugas kesehatan, khususnya perawat yang gugur dalam tugas menangani Covid-19.
"Kami sangat bersyukur dan mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia karena telah memberikan perhatian, doa, dukungan, santunan, tanda kehormatan bintang dan beasiswa pendidikan untuk putra-putri kami. Kami juga berterima kasih atas dukungan PPNI yang telah membantu, mengawal dan memfasilitasi kami terkait kelengkapan dokumen penghargaan maupun santunan dari berbagai pihak," tutur Muslihah melalui ruang digital.
Muslihah mengungkapkan bahwa dukungan dari pemerintah Indonesia mampu meringankan beban bagi keluarga para petugas kesehatan yang telah gugur.
"Kehilangan orang yang kita sayangi dan stigma negatif masyarakat kepada kami merupakan beban berat yang kami rasakan. Namun, kebijakan pemerintah Indonesia sangat membantu meringankan beban kami," lanjut Muslihah.
Kegiatan Doa Perawat untuk Negeri turut dihadiri oleh Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Bambang Soesatyo, Wakil Dewan Perwakilan Rakyat RI Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhajir Effendy.
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto dan Menteri Badan Usaha Milik Negara/Ketua Komite Pelaksana Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Erick Thohir serta diisi dengan tausiah oleh KH. Abdullah Gymnastiar serta doa dari perwakilan tokoh agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha.