Refly Harun: Yang Disampaikan Ahok Soal Pergantian Direksi, Memang Sering Terjadi di BUMN
Refly menganggap wajar jika menteri lebih dekat dengan direksi ketimbang dewan komisaris karena roda perekonomian BUMN yang dikelola direksi
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pakar Hukum Tata Negara dari Universitas Gajah Mada Refly Harun mendukung pernyataan Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang membongkar isi BUMN, yakni terkait pemilihan direksi.
Refly pun tidak membantah jika penentuan direksi BUMN itu lebih ditentukan oleh Kementerian BUMN.
Mantan Komisaris Utama PT Jasa Marga Tbk itu mengatakan, untuk BUMN yang berstatus Tbk atau ada kepemilikan saham publik di dalamnya.
Hal itu disampaikan Refly Harun melalui channel YouTube pribadinya yang diunggah pada Rabu (16/9/2020).
"Apa yang disampaikan Ahok itu lah praktik-praktik yang sering terjadi di BUMN, terutama yang terkait pergantian direksi," kata Refly dikutip Tribunnews, Rabu (16/9/2020).
Refly juga mengatakan, bahwa direksi BUMN lebih dekat dengan menteri ketimbang dewan komisarisnya.
Hal lain yang sering terjadi adalah saat penentuan direksi baru.
Baca: Pro & Kontra Kritik Ahok ke Pertamina: Erick Thohir Disebut Tak Ingin Buru-buru, Pengamat?
Baca: Hakim PN Surabaya Meninggal akibat Covid-19, Seminggu Setelah Istrinya Berpulang
Baca: BREAKING NEWS: Mayat Dimutilasi Ditemukan di Apartemen Kalibata City
Tidak sedikit para calon langsung direkomendasikan tanpa ada konsultasi dengan komisaris.
"Praktik ketentuan (Penentuan direksi,red) itu ada jalan tikusnya. Yaitu, ketika Kementerian BUMN menganggap ada talent yang ada achievement-nya, maka bisa diusulkan langsung tanpa lewat dewan komisaris. Ini pemikiran bodoh-bodoh pintar, masak yang diusulkan yang tidak berprestasi?" ucapnya.
Refly juga membocorkan kedekatan antara menteri dan direksi dalam sebuah pertemuan.
Setiap pertemuan atau acara yang digelar BUMN, jarang ada jajaran komisaris duduk di samping menteri.
Ia pun menganggap wajar jika menteri lebih dekat dengan para direksi ketimbang dewan komisaris karena roda perekonomian BUMN yang dikelola itu ada di tangan direksi.
"Kalau ada acara, para direksi ini lah yang duduk di garda terdepan dekat menteri sebagai dayang-dayang," kata Refly.
"Sederhana saja, karena direksi-direksi ini yang memegang pundi-pundi ekonomi BUMN, bukan komisaris," katanya.