Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Luhut: Presiden Jokowi Manusia yang Punya Hati, Beliau Sangat Bertanggungjawab

Oleh karena itu, Presiden Jokowi tak akan mengorbankan keselamatan rakyat untuk kontestasi politik.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Luhut: Presiden Jokowi Manusia yang Punya Hati, Beliau Sangat Bertanggungjawab
Tangkap layar youtube Najwa Shihab
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan saat berbincang dalam program Mata Najwa pada Kamis (24/9/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Luhut Binsar Panjaitan menegaskan, Presiden bisa jadi memutuskan menunda pilkada serentak 2020 jika kasus Covid-19 di tanah air terus meningkat dan membahayakan keselamatan masyarakat.

"Bisa saja besok tiba-tiba Presiden setelah mengevaluasi laporan kami semua tiba tiba membuat keputusan lain," kata Luhut dalam wawancara di channel YouTube Mata Najwa, Rabu (23/9/2020).

Kompas.com telah meminta izin Najwa Shihab untuk mengutip wawancaranya dengan Luhut.

Luhut mengatakan, keputusan pemerintah dan DPR yang tetap akan menggelar Pilkada pada 9 Desember bisa saja diralat oleh Presiden Jokowi.

"Kan masih ada hak konstitusi Presiden yang lebih tinggi lagi," kata dia.

Baca: Soal Kemungkinan Pilkada Ditunda, Komisi II DPR: Tiga Calon Kepala Daerah Bisa Luluhkan Presiden

Luhut pun menegaskan bahwa Presiden sangat memikirkan keselamatan rakyatnya.

Oleh karena itu, Presiden Jokowi tak akan mengorbankan keselamatan rakyat untuk kontestasi politik.

Berita Rekomendasi

"Kita lihat. Kalau trennya begini, Presiden manusia yang punya hati. Tidak lebih peka hatinya Najwa atau saya dibanding Presiden dalam konteks keselamatan rakyatnya. Beliau sangat bertanggung jawab. Saya jamin," ujarnya.

Diberitakan, Komisi II DPR dan pemerintah yang diwakili Menteri Dalam Negeri sepakat Pilkada 2020 tetap digelar pada 9 Desember.

Baca juga: Mengenal Lingkup Tugas Menko Luhut yang Wewenangnya Seluas Lautan

Salah satu alasannya, pandemi Covid-19 di Tanah Air dinilai masih terkendali.

Namun, Komisi II meminta agar penerapan protokol Covid-19 dilaksanakan secara konsekuen dan pelanggarnya harus mendapatkan sanksi tegas.

Keputusan pemerintah dan komisi II DPR ini bertentangan dengan masukan dari sejumlah organisasi masyarakat seperti NU dan Muhammadiyah yang meminta pilkada ditunda demi keselamatan masyarakat.

Sampai Rabu (23/9/2020) kemarin, masih ada penambahan 4.465 kasus baru Covid-19.

Penambahan itu menyebabkan jumlah total kasus Covid-19 di Indonesia ada 257.388 orang.

Jumlah pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh mencapai 187.958 orang.

Sementara angka kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 9.977 orang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut Sebut Jokowi Punya Hati, Bisa Tunda Pilkada jika Bahayakan Keselamatan Rakyat"

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas