Pimpinan DPR Desak PBB Selesaikan Konflik Armenia dan Azerbaijan
DK PBB dapat segera menyerukan agar semua negara menarik diri atau tidak ikut campur dalam dinamika yang sedang berlangsung secara sendiri-sendiri
Penulis: Chaerul Umam
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR RI bidang korpolkam Azis Syamsuddin menyesalkan terjadinya konflik antara Armenia dengan Azerbaijan.
Azis meminta Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) dan negara di dunia untuk segera menurunkan eskalasi konflik yang berlangsung dengan segala cara dan mendorong kedua belah pihak agar memilih jalur perundingan secara damai.
"Saya meminta kepada Delegasi Indonesia di Dewan Keamanan (DK) PBB untuk segera mendorong pertemuan guna mencari solusi atas masalah yang terjadi. Kementerian Luar Negeri RI di Armenia dan Azerbaijan untuk segera mendata, memberikan informasi, memberikan perlindungan kepada WNI yang ada di kedua Negara. Termasuk menyiapkan rencana evakuasi secara masif jika konflik terus bereskalasi," kata Azis kepada wartawan di Jakarta, Senin (28/9/2020).
Politikus Partai Golkar menjelaskan, belajar dari konfik yang terjadi di Suriah beberapa tahun lalu, upaya penyelesaian konflik antara Armenia-Azerbaijan sejak awal sudah harus menerapkan pendekatan multilateralisme.
Baca: Armenia-Azerbaijan Perang, 16 Tentara dan Warga Sipil Tewas
Oleh karena itu DK PBB dapat segera menyerukan agar semua negara menarik diri atau tidak ikut campur dalam dinamika yang sedang berlangsung secara sendiri-sendiri.
"Kementerian Luar Negeri RI dan Kementerian Kominfo RI agar secara aktif melaporkan situasi terkini yang terjadi di kedua negara, khususnya terkait kondisi para WNI yang ada di kedua negara," ucap Azis.
Mantan Ketua Banggar itu meminta pemerintah perlu menguasai narasi dan isu yang berkembang terkait masalah ini dengan data dan fakta yang akurat.
Hal ini untuk menghidari munculnya hoaks yang dihembuskan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab.
"Belajar dari kasus konflik di Suriah, kita tidak ingin isu konflik di Armenia dan Azebaijan justru menstimulus perdebatan di tanah air yang memperkeruh dinamika politik dalam negeri Indonesia," pungkas Azis.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.