Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Begini Perjuangan Warga dan Tentara Gali Sumur Tua Tempat Pembuangan Mayat Jenderal di Lubang Buaya

Para tentara akhirnya pergi dari Lubang Buaya usai menemukan mayat tujuh jenderal yang sebelumnya dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Begini Perjuangan Warga dan Tentara Gali Sumur Tua Tempat Pembuangan Mayat Jenderal di Lubang Buaya
dok Tribun Jakarta
Sumur Lubang Buaya di Kelurahan Lubang Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018). 

Jenderal TNI Abdul Haris Nasution berhasil meloloskan diri walau kakinya terkena peluru.

Seperti tertuang dalam buku biografi Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando (2009), selain tujuh perwira tinggi dan menengah itu, pasukan yang ditugaskan menculik jenderal itu juga menembak mati Aipda Karel Satsuit Tubun (anggota Brimob yang bertugas di rumah Wakil Perdana Menteri II Dr J, Leimena).

Ade Irma Nasution, putri bungsu AH Nasution, juga menjadi korban dan meninggal dunia akibat tembakan personel pasukan Pasopati Tjakrabirawa.

Di luar Jakarta, oknum pasukan Batalion L juga menculik Brigjen TNI Katamso Darmokusumo (Komandan Korem 072/Pamungkas) dan Kolonel Raden Sugiyono Mangunwiyoto (Kepala Staf Korem 072/Kodam VII/Diponegoro) dari rumah dinas masing-masing.

Keduanya disiksa dan dibunuh, lalu dimasukkan ke sebuah lubang di tengah rawa di belakang Markas Batalion L di Kentungan, sekitar 6 kilometer sebelah utara Kota Yogyakarta.

Kesaksian Penggali Lubang Buaya

Mayat para jenderal itu ditemukan di lubang buaya pada tanggal 3 Oktober 1965 tengah malam.

Berita Rekomendasi

Proses pengangkatan jenazah yang telah membusuk itu baru selesai keesokan harinya yaitu pada 4 Oktober 1965.

Sehari setelahnya, tanggal 5 Oktober 1965, jenazah para jenderal dan Kapten Tendean dimakamkan dalam upacara militer di Taman Makam Pahlwan, Kalibata.

Ternyata tidak mudah bagi RPKAD untuk menemukan jasad para pahlawan revolusi itu.

Mereka hanya mempunya informasi dan kesaksian Agen Polisi Dua Sukitman, yang sempat diculik pasukan Pasopati ketika berpatroli tanggal 1 Oktober 1965 subuh di dekat rumah DI Panjaitan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sukitman yang berhasil lolos dari sekapan penculiknya mengabarkan para jenderal dibawa ke Desa Lubang Buaya.

Baca: Pelaku Sejarah G30S PKI, Sintong Panjaitan: Sudah Kapok Itu Komunis di Indonesia

Saat itu wilayah yang kini masuk Jakarta Timur ini masih sepi dan masih berupa kebun dan hutan, termasuk hutan karet.

Hanya ada 13 rumah yang terpencar jauh satu sama lain dan satu sumur tua.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas