Begini Perjuangan Warga dan Tentara Gali Sumur Tua Tempat Pembuangan Mayat Jenderal di Lubang Buaya
Para tentara akhirnya pergi dari Lubang Buaya usai menemukan mayat tujuh jenderal yang sebelumnya dibuang ke sumur tua di Lubang Buaya, Jakarta Timur
Editor: Eko Sutriyanto
Kondisi itulah dimanfaatkan para simpatisan PKI dan menjadikan basis berkumpul serta mengusir warga.
Lebih-lebih, Sukitman tak tahu persis tempatnya.
Dibantu warga, pasukan RPKAD yang dipimpin Letda Sintong Panjaitan Komandan Peleton 1/A Kompi Tanjung, Minggu, 3 Oktober 1965 menyisir seluruh tempat yang ada.
Beberapa kali mereka menemukan gundukan tanah yang diduga sebagai timbunan baru tapi gagal.
Baru setelah itu ada seorang warga menunjukkan tempat lain di bawah pohon pisang, berupa sumur tua yang sudah ditimbun dan disamarkan.
Yusuf adalah salah satu warga yang ikut menemukan dan menggali sumur maut itu.
Kala itu, Yusuf yang masih berusia 16 tahun, adalah anggota hansip di Desa Lubang Buaya.
Kesaksian Yusuf ini diceritakan kembali kepada Drs. Imam Wardoyo dan Suharjo yang mewawancarainya pada tanggal 11 Juni 1999 di Kelurahan Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Simak video di bawah ini tentang kesaksian Yusuf, sang penggali Lubang Buaya.
Video wawancara eksklusif ini diupload ke Youtube oleh Channel Kurator Museum pada tanggal 26 Jun 2020.
“Kameramen: Aceh Yulius Faisal. Alat rekam: Sony DCR-SR58E. Piranti sunting video: Movavi Video Editor 20.3.0,” tulis Kurator Museum dalam keterangan video itu.
Dalam wawancara itu, Yusuf bercerita awalnya dia diminta lurah untuk membantu membetulkan jembatan.
Ia sama sekali tak tahu jika tugas yang dijalaninya ini akan tercatat dalam sejarah perjalanan Bangsa Indonesia.
Baca: DPR: Masyarakat Harus Jeli Saring Isu PKI yang Kerap Jadi Hoaks
Dengan membawa cangkul, Yusuf bergegas naik ke mobil pak Lurah yang menjemputnya dan menuju lokasi.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.