Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

5 Kejanggalan Rusuh Demo Anti UU Cipta Kerja, Polanya Sama dengan Demo 2019

Pada September 2019 juga terjadi unjuk rasa dan kerusuhan untuk mendesak pemerintah membatalkan Revisi UU KPK.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in 5 Kejanggalan Rusuh Demo Anti UU Cipta Kerja, Polanya Sama dengan Demo 2019
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Aparat Kepolisian bersitegang dengan pendemo di kawasan Harmoni, Jakarta, Kamis (8/10/2020). Demonstrasi menolak UU Cipta Kerja berlangsung ricuh. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Polisi menangkap sebanyak 1.192 orang peserta unjuk rasa pada Kamis (8/10/2020) kemarin.

Mayoritas yang ditangkap adalah pelajar STM yang berasal dari berbagai daerah.

"Sebelum rusuh itu memang kita lakukan razia, kita melakukan razia karena memang kita ketahui pada pengalaman sebelumnya memang ada demo dan berakhir kerusuhan ada indikasi itu ditunggangi oleh orang-orang anarko. Kelompok anarko yang memang membuat keributan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes pol Yusri Yunus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (9/10/2020).

Yusri menyampaikan pihak kepolisian telah meminta keterangan terhadap seluruh peserta unjuk rasa yang sempat ditahan tersebut.

Dari keterangan itu, sebagian peserta mengaku dapat undangan demo secara online.

Ia mengklaim undangan tersebut disebutkan bahwa peserta unjuk rasa akan mendapatkan imbalan uang jika mendatangi aksi itu.

Namun, tidak jelas ihwal siapa yang membuat undangan tersebut.

Berita Rekomendasi

"Anak sekolah STM yang ditanya kami tahu nggak apa itu undang-undang itu? Nggak tahu. Terus kamu ke sini? Oh saya diundang Pak melalui media sosial diajak teman nanti dapat duit di sana, dapat makan, tiket kereta sudah disiapin truk sudah disiapin bus sudah disiapin tinggal datang ke sana lempar-lempar saja," tandasnya.

5. Api cepat membesar bakar halte

Unjuk rasa yang terjadi di Jakarta terbilang janggal.

Tribunnews.com melaporkan aksi kerusuhan di wilayah Jalan Thamrin dan kawasan Harmoni Jakarta kemarin.

Dalam aksi itu sejumlah fasilitas umum dibakar.

Diantaranya adalah halte Transjakara.

Beberapa dari halte itu terbakar dengan begitu cepat.

Namun tidak diketahui siapa pelakunya.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, total 20 halte di Jakarta rusak dalam aksi yang digelar pada Kamis (8/10/2020) kemarin ini.

"Total kerusakan ada 20 halte. Diperkirakan kerugian sekitar lebih Rp 55 miliar," kata Anies seusai meninjau halte Bundaran HI, Jumat (9/10/2020).

Pihaknya akan memeriksa detail kerusakan tersebut pada hari ini, untuk segera diperbaiki.

"Hari ini akan dilakukan review atas kerusakannya. Nanti sesegera mungkin kita susun langkahnya."

"Tapi kita ingin ini berfungsi cepat seperti juga kebersihan," kata Anies, dikutip dari Kompas.com.

Sumber: Tribunnews.com/Tribun Sumsel/Kompas.com/Tribun Jakarta

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas