Kementerian Agama: Akses Sanitasi Dasar di Madrasah Belum Ideal
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, Ali Ramdhani mengatakan akses sanitasi dasar di madrasah masih belum ideal.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani mengungkapkan akses sanitasi dasar di madrasah masih belum ideal.
Hal tersebut diungkapkan oleh Ali saat peluncuran Profil Sanitasi Madrasah 2020 di Hotel Morrisey, Jakarta Pusat, Selasa (13/10/2020).
"Pada akses sanitasi dasar di madrasah seluruh Indonesia masih jauh dari kondisi ideal," kata Ali.
Ali mengungkapkan berdasarkan cakupan nasional untuk akses sanitasi dasar pada semua jenjang pendidikan madrasah hanya sekitar 50 persen.
"Itu berarti satu dari dua madrasah tidak memiliki fasilitas jamban yang layak," ungkap Ali.
Baca juga: Kemenag Bakal Salurkan Bantuan Subsidi Upah untuk Guru Honorer Madrasah
Baca juga: Kemenag Berikan Bantuan Paket Data Gratis untuk Siswa Madrasah yang Menjalani PJJ
Provinsi Lampung merupakan provinsi dengan akses sanitasi dasar atau jamban layak yang terbanyak yakni sebesar 63,64 persen.
Sementara, akses air dasar di madrasah relatif cukup baik.
Secara nasional akses air dasar mencapai 70 persen.
"DKI Jakarta memiliki akses air dasar yang tertinggi dengan cakupan 84,95 persen sedangkan Sulawesi Barat memiliki akses dasar yang terendah dengan cakupan hanya 43,33 persen," tutur Ali.
Sementara fasilitas sanitasi untuk siswa berkebutuhan khusus masih sangat rendah.
Akses sanitasi yang disediakan untuk siswa dengan kebutuhan khusus hanya mencapai sekira 13,78 persen.
Data nasional menunjukkan bahwa hanya 55,66 persen madrasah di Indonesia yang memiliki akses terhadap sarana cuci tangan.
Sebaliknya, madrasah di Indonesia tidak memiliki sarana cuci tangan sebesar 44,34 persen, atau sebanyak 36.907 madrasah di seluruh Indonesia.