Pakar Ingatkan Guru Jangan Hanya Beri Tugas: Kurikulum Kita Berbasis Kompetensi, Bukan Materi
Guru dinilai tidak tepat jika menyampaikan pelajaran kepada peserta didik selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) hanya melalui tugas. Ini kata pakar.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Muhammad Renald Shiftanto
Ketika harus mengalikan, lanjut Imam, siswa bisa diberikan harga 1 kilowatt listrik untuk dikalikan dengan total nilai meteran selama seminggu.
"Sehingga uang yang dikeluarkan bapak ibu di rumah itu berapa bisa terlihat," ungkap Imam.
"Jadi kita tidak menuntut murid berhitung yang banyak, tapi konteks bagaimana literasi numerik dipunyai."
"Bagaimana bilangan digunakan untuk menyelesaikan masalah," ungkap Imam.
Tidak hanya sebatas menghitung biaya, Imam menyebut siswa bisa diminta untuk mengamati angka harian dalam seminggu.
"Bisa ditanyakan kapan listrik paling banyak digunakan, sehingga mungkin bisa didapatkan penyebabnya, o karena AC lupa dimatikan atau sebagainya," terang Imam.
"Guru perlu kreativitas untuk mengembangkan isi pembelajaran, pembelajaran berbasis kompetensi bukan berbasis pada materi," tandasnya.
Baca juga: Jaga Industri Telekomunikasi, Subsidi Kuota Data Harus Dipastikan Hanya untuk PJJ
Ingatkan Orang Tua untuk Ajarkan Kejujuran
Selain mengingatkan guru, Imam juga mengingatkan pentingnya mendidik nilai kejujuran.
Imam menyebut mengerjakan tugas sekolah anak selama PJJ dinilai mengajarkan nilai ketidakjujuran.
Hal itu diungkapkan pakar pendidikan dari Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Imam Sujadi.
Imam menyebut peserta didik sebisa mungkin mengerjakan tugasnya sendiri.
"Orang tua saat ini jangan mem-back up tugas sekolah anak, pekerjaan anaknya dikerjakan oleh ibunya, ibunya yang mengumpulkan, itu mendidik tidak jujur," ungkap Imam.
Imam mengatakan anak harus diminta untuk mengerjakan sebisanya.