Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Isu Sandiaga Masuk Bursa Ketum PPP, Pengamat: Untuk Meningkatkan Elektoral di Pileg 2024

Belum lagi efek diciduknya mantan ketua umum PPP Romahurmuziy oleh KPK pada 2019 silam membuat suara PPP menurun.

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Isu Sandiaga Masuk Bursa Ketum PPP, Pengamat: Untuk Meningkatkan Elektoral di Pileg 2024
IST
Founder OK OCE, Sandiaga Salahuddin Uno di Web Seminar mengangkat tema “Peranan penting Pembiayaan Syariah Untuk Membangkitkan UMKM Di Masa Pandemi Covid-19,” Senin (27/4/2020). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Masuknya nama Sandiaga Uno dalam bursa calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dinilai tidak terlalu mengejutkan.

Analis politik Universitas Islam Syekh Yusuf (UNIS) Tangerang Adib Miftahul mengatakan hal tersebut adalah upaya PPP meningkatkan elektoralnya di Pileg 2024 mendatang.

Belum lagi efek diciduknya mantan ketua umum PPP Romahurmuziy oleh KPK pada 2019 silam membuat suara PPP menurun.

"Munculnya nama Sandiaga Uno yang santer bakal diusung sebagai calon Ketum PPP adalah dinamika politik yang tak terlalu mengejutkan. Kalau flashback ke belakang pasca Romi dulu ditangkap KPK, berimbas pada anjlok suara di 2019. Nah saya pikir ini tak lain adalah untuk meningkatkan elektoral PPP di Pileg 2024. Ini jelas," ujar Adib, ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (26/10/2020).

Adib mengatakan munculnya nama Sandiaga Uno ibarat PPP sudah kehabisan tokoh.

Belum lagi PPP sempat mengalami perpecahan dengan adanya kubu Romahurmuziy dengan kubu Djan Faridz, sehingga tokoh PPP baginya kurang laku 'dijual' ke publik.

Baca juga: Pengamat: Sandiaga Uno Mau Jadi Ketua Umum PPP Asalkan Pasti Terpilih

Baca juga: Yakin Tak Akan Pindah ke PPP, Wasekjen Gerindra: Bang Sandi Sangat Sayang dan Nyaman di Gerindra

"Jadi ini adalah bukti bahwa tokoh-tokoh berusaha disortir begitu. Makanya ketika munculnya nama Sandiaga Uno itu sesuatu yang dianggap elit PPP bisa diandalkan guna pertarungan 2024," kata dia.

Berita Rekomendasi

Selain itu, Adib melihat PPP berusaha menjaring pendukung Sandiaga untuk merapat ke partai berlambang Ka'bah tersebut. Karena Sandiaga dinilai mampu menjaring banyak kalangan.

Terlebih, kata dia, dengan banyaknya masyarakat yang mengenal Sandiaga melalui kontestasi-kontestasi politik sebelumnya. Mulai dari Pilkada DKI Jakarta hingga Pilpres 2019.

"Suara PPP itu kan cenderung loyal berbasis agama. Nah ketika munculnya nama Sandiaga, saya berpikir bahwa Sandiaga ini juga punya pendukung loyal yang sampai sekarang mungkin banyak di oposisi," kata dia.

"Bagian itulah yang mau dilebur menjadi satu kekuatan. Sandiaga Uno ini investasi suara kan sudah banyak, mulai Pilkada DKI dan Pilpres 2019 yang banyak mendulang karna politik identitas," imbuhnya.

Belum lagi, Adib melihat peluang Sandiaga terbuka lebar menjadi orang nomor satu di PPP jika nantinya merapat. Tidak seperti di Gerindra yang cenderung memiliki saingan-saingan kuat.

"Kans atau peluang Sandiaga terbuka lebar untuk jadi Ketum PPP. Suka atau tidak suka elektabilitas dan popularitas Sandiaga lebih tinggi ketimbang elit PPP sekarang. Apalagi jika tujuan PPP untuk meningkatkan pemilih, ini seperti gayung bersambut. Sedangkan di Gerinda, Sandiaga saya pikir harus bertarung extra kuat untuk meraih posisi ketum karena ada surplus tokoh di Gerindra," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas