Saatnya Anak-anak Muda Indonesia Jadi Penggerak di Sektor Pertanian
Anak-anak muda harus kembali ke sektor pertanian, menggarap dengan sebaik-baiknya 190 juta hektar lahan dari Sabang sampai Merauke
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wamendes PDTT Budi Arie Setiadi mendorong pemuda Indonesia menjadi penggerak di sektor pertanian.
Saat ini baru sekitar 3,5 persen anak muda yang bergerak di sektor pertanian di Indonesia.
Tahun 2030 Indonesia akan mendapat bonus demografi dengan 190 juta kaum muda.
Budi Arie mengatakan, anak-anak muda harus kembali ke sektor pertanian, menggarap dengan sebaik-baiknya 190 juta hektar lahan dari Sabang sampai Merauke.
"Krisis pertanian atau krisis pangan yang terjadi di Indonesia bukan disebabkan negara ini kekurangan lahan yang subur.
Melainkan karena krisis jumlah petani itu sendiri," kata Budi Arie saat berbicara dalam webinar Young Organic Festival 2020, Rabu (28/10/2020).
Baca juga: Komisi IV DPR Minta Semua Pihak Awasi Aturan Turuan UU Cipta Kerja di Sektor Pertanian
Anak muda diharapkan bisa menjadi pelopor, penggerak, bagi perubahan sektor pertanian bangsanya sendiri.
"Orang tua secara alami pasti akan digantikan oleh yang muda," ujar dia singkat.
Menurut data terakhir, ekonomi desa hanya menyumbang 14 persen dari gross domestic product (GDP) nasional.
Capaian ini tentu sangat memprihatikan. Keseimbangan antara desa dan kota tidak bisa diselaraskan bila kesenjangan pembangunan tidak bisa diminimalisir.
Baca juga: Maruf Amin: Indonesia Memiliki Potensi Menjadi Negara Syariah Terbesar di Dunia
Atas dasar itu Budi Arie mendorong agar anak-anak muda Indonesia berkenan kembali ke desa dan menjadi pelopor pertanian.
Utamanya agar desa-desa di seluruh Indonesia bisa memberi kontribusi yang lebih besar dari Kue GDP nasional.
"Ada sebanyak 74.593 desa yang menunggu untuk diberdayakan oleh anak-anak muda yang tergerak menggeluti sektor pertanian," kata dia.