Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Wawancarai Anggota TNI-Polri, Benny Mamoto Nilai Temuan Timnya Lebih Lengkap dari Tim Haris Azhar

Mantan Ketua Tim Investigasi TGPF Kasus Intan Jaya mengklaim temuannya lebih lengkap dari temuan Haris Azhar karena ada wawancara anggota TNI/Polri

Penulis: Gita Irawan
Editor: Theresia Felisiani
zoom-in Wawancarai Anggota TNI-Polri, Benny Mamoto Nilai Temuan Timnya Lebih Lengkap dari Tim Haris Azhar
Tribunnews.com/Danang Triatmojo
Sesmenko Polhukam Letjen TNI Tri Soewandono dalam konferensi pers secara virtual, Sabtu (17/10/2020). 

"Jadi Alpius ini cukup dikenal dan bahkan dapat julukan dengan tambahan satu marga lokal karena dia suka ikut ibadah di satu gereja yang banyak dari marga atau keluarga tertentu," jelas Haris dalam konferensi pers virtual pada Kamis (29/10/2020).

Dugaan Tim Kemanusiaan Untuk Intan Jaya Papua mengarah kepada Alpius bukan tanpa sebab.

Pertama Alpius pernah menyebut nama Pendeta Yeremia dan lima orang lainnya sebagai musuhnya.

Haris mengatakan awalnya ketika itu masyarakat sempat dikumpulkan oleh personel TNI sekira pukul 09.00 WIT di lapangan depan kantor Koramil.

Dalam kesempatan itu, Danramil meminta masyarakat mengembalikan senjata yang dirampas pada 17 September 2020 di Sugapa Lama.

Masyarakat diberi waktu dua hari untuk mengembalikan senjata yang dirampas pada 17 September.

Jika tidak dikembalikan dalam dua hari tersebut, maka akan dilakukan operasi penumpasan ke warga.

Aktivis HAM sekaligus Direktur Lokataru Foundation Haris Azhar
Aktivis HAM sekaligus Direktur Lokataru Foundation Haris Azhar (Tribunnews.com/ Igman Ibrahim)
Berita Rekomendasi

Selain itu, kata Haris, Danramil juga memerintahkan kepada dua orang Pemuda mencari Kepala Suku Moni Melianus Wandagau, di Sugapa Lama.

Setelah itu Alpius kembali mengumpulkan warga di depan Gereja Imanuel 1 sekira pukul 12.00 WIT.

Dalam kesempatan itu, Alpius mengungkapkan Pendeta tidak pernah mengajarkan ke jemaat atau masyarakat untuk membunuh orang tapi mereka membunuh orang.

"Alpius juga mengatakan bahwa 'Orang-orang atau Masyarakat Hitadipa yang menjadi musuh, lawan dan perang dengan saya (TNI/Polri) adalah antara lain, Jimi Sani, Pendeta Yeremia Zanambani, Pendeta Yakobus Maiseni, Ibu Ev Naomi Kobogau/Maiseni, Roni Majau dan Amoli Wandagau'," kata Haris.

Kedua, masih menurut Haris, ada saksi yang menyatakan Alpius dan seorang anggota TNI mendatangi kandang babi.

Saksi tersebut menyatakan sempat ada proses dialog antara Alpius dengan Pendeta Yeremia sebelum Pendeta Yeremia ditemukan istrinya tersungkur mengeluarkan banyak darah di kandang babi.

Darah tersebut diduga berasal dari luka tikam di punggung atas dan dari luka tembak di tangan kiri atas Yeremia.

Baca juga: Kronologi Oknum Brimob Diduga Jual Senjata Api Kepada Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas